REPUBLIKA.CO.ID, DARFUR -- Bentrokan kelompok bersenjata di Sudan Selatan dengan etnis Sudan di sebelah timur kota Darfur menyebabkan 22 orang tewas.
Pejabat lokal, Siddiq Abdul-Nabi mengatakan pasukan dari tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) dari Sudan Selatan menyerang wilayah Balilah yang berafiliasi dengan wilayah administrasi Samaha. Sedikitnya 25 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Mereka kemudian dikirim ke Rumah Sakit Al-Dein.
Seperti diberitakan PressTV, Jumat (4/1), bentrokan tersebut muncul setelah Presiden Sudan, Omar al-Bashir setuju ambil bagian dalam pertemuan warga Sudan Selatan. Pertemuan itu untuk menghidupkan kembali perekonomian setempat dan membuat perjanjian keamanan.
Sekretaris Kepresidenan Sudan, Emad Sayed Ahmed mengatakan pertemuan itu akan mendiskusikan isu-isu yang sudah berkembang lebih dari tiga bulan yang lalu. Pada September 2012, Sudan Selatan dan Sudan mendukung mediasi perjanjian persatuan di ibu kota Ethiopia untuk menghentikan konflik perbatasan. Namun, kesepakatan itu gagal diimplementasikan.
Sudan Selatan merdeka dari Sudan pada Juli 2011. Kemerdekaan itu bagian dari kesepakatan damai pada 2005 yang mengakhiri perang antara kedua belah pihak.