Senin 21 Jan 2013 08:55 WIB

Alhamdulillah, Pemeluk Islam di Peru Kian Bertambah

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan
Muslim Peru saat berdoa usai saat jamaah di sebuah masjid.
Foto: ihh.org
Muslim Peru saat berdoa usai saat jamaah di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, Peristiwa 11 September membuat dunia Islam terguncang hebat. Barat serta-merta menuding umat Islam sebagai gerombolan teroris dan menuduh Islam sebagai agama kekerasan. Namun, dengan kekuasaan-Nya, Allah SWT selalu menjaga agama ini.

Tragedi kelam pada 2001 itu justru membuat banyak warga dunia penasaran terhadap Islam, bahkan menumbuhkan keinginan untuk memeluk agama rahmatan lil alamin ini.  Masyarakat Amerika Latin termasuk yang banyak mendapat hidayah pascaperistiwa tersebut.

Pakar Islam Universitas Sao Paolo, Brasil, Paulo Daniel Farah, mengatakan wilayah Amerika Latin mengalami gelombang penguatan Islam pascaperistiwa 11 September. Setiap negara di kawasan Latin mengalami peningkatan jumlah pemeluk Islam secara siginifikan.

Saat ini, terdapat sekitar enam juta Muslim di Amerika Latin. Brasil menjadi negara Latin yang memiliki penduduk Muslim terbesar. Meski demikian, umat Islam di Peru menjadi contoh baik dalam kehidupan sosial masyarakat Muslim. Dakwah Islam di negara ini berkembang amat pesat.

Jumlah Muslimin di Peru memang masih sekitar lima ribu orang. Angka yang sangat kecil dibandingkan total populasi Peru yang mencapai 29,5 juta jiwa. Agama Katolik mendominasi populasi negara Amerika Selatan tersebut dengan persentase lebih dari 81 persen. Meski demikian, jumlah Muslimin terus berkembang dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Mereka pun hidup nyaman dengan kebebasan agama yang diterapkan pemerintah setempat.

Seperti negeri tetangganya Ekuador, Kolombia, Bolivia, dan Chile, Peru pun banyak dipengaruhi budaya Spanyol. Negeri kaya emas dan perak tersebut merupakan bekas koloni Spanyol yang merdeka atas bantuan Argentina. Namun, dari Spanyol pula Peru mengenal agama Islam.

Secara historis, Islam pertama kali dikenalkan oleh bangsa Moor atau Moros dari Spanyol. Mereka melarikan diri dari Spanyol ke Peru karena mendapat penyiksaan. Tercatat dalam sejarah, terdapat seorang wakil penguasa Spanyol di Peru yang merupakan bangsa Moor dari Guadalajara.

Ia bernama Alvaro Gonzalez. Pada 1560, Alvaro dijebloskan ke penjara di Kota Cuzco dengan leher terbelenggu karena telah mempraktikkan dan menyebarkan agama Islam. Rekannya yang merupakan keturunan bangsa Spanyol dan negro, Luis Solano, pun mengalami nasib serupa dengan dakwaan yang sama.

Islam pun sempat lenyap karena banyaknya penyiksaan terhadap Muslimin. Umat Islam sempat dicekam ketakutan hingga enggan menyebut diri sebagai Muslim. Sementara Islam tenggelam, misionaris Peru McNaim giat menyebarkan paham gereja.

Keadaan berubah ketika pada 1940-an, terjadi eksodus Muslim Palestina dan Lebanon yang hendak menyelamatkan diri dari kekejaman Israel. Mereka masuk ke Peru dan Islam pun dikenal kembali di negara itu untuk kali kedua. Tak hanya berjasa mengenalkan kembali Islam, para pengungsi dari Palestina dan Lebanon juga berperan penting dalam membangun perekonomian Peru. Pada 1993, kaum Muslimin membentuk komunitas dan membangun masjid. Sayangnya, masjid itu tak bertahan lama karena kesulitan dana untuk merawat dan mengelolanya.

Kaum imigran dari Palestina dan Lebanon itu pun kemudian menjalin hubungan ukhuwah Islamiah dengan kaum etnis Moor yang merupakan pemeluk Islam awal di Peru.  Mereka saling memengaruhi adat istiadat hingga terbentuklah budaya perpaduan keduanya, budaya Islam. Maka tak heran, jika ibu kota Peru, Lima, memiliki aura keislaman yang kuat. 

Memasuki  kota ini akan tampak pemandangan layaknya Andalusia pada masa kejayaan Islam. Begitu banyak arsitektur Islam yang menghiasi Kota Lima. Masyarakat setempat  menyebut arsitektur tersebut sebagai gaya Arabescos, yakni perpaduan gaya Timur Tengah dan Mediterania. Kehadiran bangunan-bangunan berasitektur Islam itu membuat Muslim dikagumi oleh masyarakat setempat.

Tak sekadar menjalin ukhuwah Islamiah, komunitas Moor dan kaum imigran Palestina serta Lebanon pun bersama-sama menyebarkan agama Islam di Peru. Dimulai sekitar 1980-an, kegiatan dakwah menggeliat. Tak sedikit warga Latin yang memeluk agama Islam. Bahkan, pascaperistiwa 11 September, jumlah mualaf meningkat tajam. Meski masih merupakan kelompok minoritas, Muslimin sangat aktif menggelar syiar Islam hingga kini. Aktivitas dakwah ini bisa berjalan berkat kebijakan Pemerintah Peru yang memberikan kebebasan bagi setiap umat beragama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement