REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebih dari 100 warga sipil diculik oleh kelompok-kelompok bersenjata di provinsi Idlib, Suriah dalam insiden-insiden terpisah, kata satu kelompok pemantau, Jumat (15/2).
Kelompok pemantau Observatorium Suriah bagi Hak asasi Manusia mengatakan penculikan-penculikan di provinsi barat laut itu terjadi Kamis dalam dua insiden terpisah.
Sejumlah penumpang sekitar 70 pria dan wanita dalam empat minibus diculik dekat satu pos pemeriksaan tentara ketika sedang menuju ibu kota provinsi yang juga bernama Idlib oleh pria-pria bersenjata propemerintah. Observatorium itu mengatakan para penculik berasal dari desa-desa Al-Fua dan Kafraya berpenduduk mayoritas Syiah, sementara para penumpang berasal dari desa-desa Saraqeb, Sarmin dan Binnish yang berpenduduk mayoritas Sunni.
Beberapa jam sebelumnya, satu kelompok bersenjata lainnya menculik setidaknya 40 warga sipil lainnya, sebagian besar wanita dan anak-anak, kata Observatorium itu. Mereka sedang dalam perjalanan menumpang satu bus dari desa-desa Al-Fua dan Kafraya, katanya, seperti dilansir AFP.
Sebagian besar pemberontak Suriah yang memerangi pasukan Presiden Bashar al-Assad adalah warga Sunni, sementara suku presiden itu adalah bagian dari penganut Syiah. "Saya khawatir penculikan sektarian meningkat," kata direktur Observatorim itu Rami Abdel Rahman. "Tindakan-tindakan seperti itu menodai revolusi."
PBB mengatakan hampir 70.000 orang tewas sejauh ini dalam konflik Suriah yang meletus 23 bulan lalu, 15 Maret 2011.