REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ofisial Persitara Jakarta Utara akan melaporkan hasil pertandingan timnya melawan tuan rumah PSIS yang berlangsung ricuh kepada Komisi Disiplin (Komdis) Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).
Komisaris Utama Persitara Sardanta Tarigan mengatakan ada tiga hal yang akan dilaporkan soal pertandingan Divisi Utama PT Liga Indonesia (LI) tersebut, yakni soal kepemimpinan wasit yang tidak berkualitas, tekanan yang diberikan kepada timnya, serta pemukulan oleh panpel pertandingan terhadap ofisial Persitara.
"Kami tahu sendiri soal pemukulan terhadap Rizal Afid oleh Panpel PSIS, seharusnya panpel tidak boleh seperti itu dan harusnya melerai hal tersebut," kata Sardanta Tarigan didampingi Manajer Novi Biki, usai pertandingan kedua tim di Stadion Jatidiri Semarang, Senin (18/2) petang.
Pertandingan kedua tim yang berakhir 2-1 untuk kemenangan tuan rumah PSIS tersebut berlangsung ricuh terutama saat perpanjangan waktu selama empat menit.
Puncaknya adalah ketika pemain PSIS Morris Power mencetak gol pada menit ke-93 dengan memanfaatkan bola mental dari kiper Persitara Jakarta Utara Ariek SB sehingga pertandingan kedua tim sempat terhenti beberapa menit.
Pemain dan ofisial Persitara menilai gol itu tidak sah karena bola sudah ditangkap kipernya tetapi direbut oleh pemain PSIS. Meskipun demikian wasit Ridwan Pahala dari Bandung mengesahkan gol tersebut.
Pemain-pemain Persitara memprotes gol tersebut sehingga wasit tersebut sempat dikejar-kejar pemain tamu. Beruntung, para petugas kepolisian berhasil mengamankan wasit tersebut.
Sementara itu ofisial Persitara juga melakukan protes di luar lapangan sehingga penonton sempat melakukan lemparan menggunakan botol bekas minuman.
Petugas kepolisian sempat melerai penonton agar jangan melempar ke tengah lapangan melalui pengeras lapangan dan akhirnya pertandingan bisa dilanjutkan kembali dengan kedudukan 2-1 untuk tuan rumah.
Ketua Panpel PSIS Semarang Dedi Satria Budiman mempersilakan Persitara melaporkan hal itu. "Yang jelas tidak ada pemukulan terhadap ofisial Persitara," tegasnya.
Ia mengatakan hanya mengakui menghalangi ofisial Persitara yang ingin mendekati wasit. "Tapi kalau pemukulan seperti dikatakan mereka, tidak ada," tambahnya.