REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini diproyeksikan menjadi tahun terbaik untuk bisa berinvestasi di reksa dana saham. Analis dari Eastpring Investment Management, Ari Pitoyo mengatakan penetrasi saham di Indonesia masih kecil dan pencatatan rekor indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sangat tinggi.
"Ini tahun yang baik untuk mengeluarkan produk investasi, khususnya reksa dana saham. Apalagi suku bunga deposito masih rendah," kata Ari dijumpai ROL di Jakarta, Rabu (20/2).
IHSG kembali berhasil mencatat rekor indeks tertinggi sepanjang sejarah di transaksi perdagangan yang terjadi pada Januari 2013 ini. IHSG ditutup pada posisi 4.454 atau mencatatkan kenaikan sebesar 3,17 persen jika dibandingkan dengan posisi penutupannya pada Desember 2012.
Dilain pihak, rupiah bergerak dengan tingkat volatilitas yang tinggi selama Januari 2013. Rupiah mengalami depresiasi sebesar 0,67 persen terhadap dolar AS dan ditutup pada posisi Rp 9.744 terhadap dolar AS. Jika dihitung menggunakan dolar AS, maka kenaikan IHSG selama Januari 2013 adalah 2,5 persen setelah memperhitungkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Kenaikan IHSG pada Januari 2013 didukung aksi beli yang dilakukan pemodal asing. Nilai pembelian bersih oleh modal asing selama Januari 2013 mencapai 587 juta dolar AS. Sedangkan nilai pembelian bersih oleh pemodal asing selama 2012 adalah 1,7 miliar dolar AS. Kepemilikan asing di pasar saham Indonesia tercatat. Sebesar 59,1 persen pada Januari 2013 atau meningkat 58,8 persen pada Desember 2012.
Berdasarkan sektornya, sektor keuangan, telekomunikasi, dan sektor energi berhasil mencatat kinerja masing-masingnya 9,6 persen, 4,6 persen, dan 4,1 persen. Sementara indeks sektor konsumer dan sektor material masing-masingnya mencatat penurunan 3,9 persen dan 1,7 persen di perdagangan Januari 2013.