Jumat 22 Feb 2013 18:04 WIB

Robert Heft: Umat Islam Perlu Introspeksi Diri

Rep: Agung Sasongko/ Red: A.Syalaby Ichsan
Mohammed Robert Heft.
Foto: Arabnews.com
Mohammed Robert Heft.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Tak butuh waktu lama bagi Mohammad Robert Heft untuk memberikan sumbangsihnya kepada umat Islam dan dunia.

Sejak tahun 2003, ia ambil bagian dalam pembentukan organisasi yang membina para mualaf (Paradise for Ever). Organisasi ini memiliki 20.000 anggota yang tersebar di seluruh dunia. Melihat perkembanganya yang siginifikan, Paradise for Ever menarik minat Asosiasi Internasional Mualaf yang berbasis di Makkah.

Heft turut berperan dalam proses pemberian bantuan oleh organisasi itu. "Organisasi ini sangat membantu Muslim dalam isu mualaf, islamofobia dan lainnya," kata dia seperti dikutip onislam.net, Jumat (22/2).

Menurut Heft, organisasi tersebut sangat penting guna menyuarakan pandangan dan keprihatinan umat Islam yang selama ini tidak terdengar."Saya telah menerima undangan dari AS untuk menjadi konsultan pada program yang sama. Bedanya, penekanannya lebih kepada program menjangkau masyarakat," kata dia.

Heft mengatakan, Umat Islam memiliki andil terhadap munculnya sikap kebencian. Tanpa disadari itu terjadi ketika ajakan menentang segala hal yang terkait dengan non-Muslim.

"Yang perlu kita pahami, Umar bin Khattab, telah mengubur putrinya sendiri di masa lalu. Lalu ia menjadi kalifah. Ini menandakan ada perubahan yang terjadi. Kita harus memahami ini," kata dia.

Dikatakan Heft, umat Islam harus mengubah dirinya sendiri dan bekerja sama sebagai satu kesatuan. Selama ini, ada kecenderungan dalam diri umat Islam sendiri ada perbedaan. Padahal perbedaan sudah seharusnya ada ada.

Menurutnya, yang membuat setiap Muslim unggul dengan Muslim lainnya hanyalah keimanan dan ketakwaannya."Hanya dilahirkan sebagai Muslim tidak menjadi jaminan bagi kita bisa menghirup udara surga," kata dia.

Untuk itu, ia mendesak umat Islam memperbaiki diri sendiri sebelum mengkritik umat agama lain dan masyarakat Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement