REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ali Reza Monadi Sefidan, anggota parlemen Iran, menilai aksi mogok makan para tahanan Palestina untuk memprotes tewasnya seorang tahanan Palestina di penjara Israel dapat memicu intifada jilid tiga.
Terlebih, mogok makan para tahanan Palestina itu akan mempercepat gerakan perlawanan dengan batu tersebut bangkit.
"Ribuan orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, sebagian besarnya mereka diculik pasukan militer Zionis ini tanpa melalui proses pengadilan," ujarnya, seperti dikutip Irib, Selasa (26/2).
Juru bicara Layanan Penjara Israel, Sivan Weizman, mengatakan, "Sekitar 3.000 tahanan mengumumkan mereka akan menolak makanan." Pada Sabtu (23/2), para pejabat Israel menyatakan, Arafat Jaradat, 30 tahun, meninggal karena serangan jantung di penjara Magiddo Israel.
Akan tetapi, sebuah lembaga dukungan terhadap para tahanan Palestina yang berbasis di Tepi Barat menolak klaim para pejabat Israel itu. Mereka menegaskan bahwa Jaradat dijebloskan ke penjara Zionis dalam kondisi sehat.
Berdasarkan hasil otopsi, Jaradat telah disiksa dan mengalami patah tulang dan luka pada tengkorak, sementara jatungnya normal. Jaradat ditangkap pada 18 Februari dengan tuduhan terlibat dalam melemparkan batu kepada tentara Israel.
Lebih dari 4.500 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, tidak diadili, bahkan tanpa tuduhan. Empat dari para tahanan Palestina, yaitu Ayman Sharawneh, Samer al-Issawi, Jaafar Ezzedine, dan Qaa'dan Tareq telah mogok makan selama berbulan-bulan.
Berbagai demonstrasi digelar di seluruh wilayah Palestina dalam rangka menunjukkan solidaritas dengan empat tahanan yang kondisi kesehatannya mereka sekarang semakin memburuk. Para tahanan dibawa ke rumah sakit pada 22 Februari.