REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ketua Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran, Saeed Jalili mengatakan Iran akan melanjutkan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Saat berbicara dalam taklimat pada akhir pembicaraan G5+1 di Almaty, Kazakhstan, Jalili mengatakan para pejabat senior Iran setuju melanjutkan kerjasama dengan IAEA.
"Namun, kerja sama dengan IAEA memiliki kerangka kerja khusus yang telah menjadi rujukan bagi Iran dan G5+1 dalam pembicaraan mereka," katanya seperti disadur dari IRNA-OANA, Rabu (27/2).
Dikatakan Jalili, program nuklir Iran cukup transparan dan jelas. Mengenai masalah dalam pembicaraan Iran-G5+1 pada masa depan, Jalili mengungkapkan Iran dan G5+1 akan mengadakan pembicaraan tingkat ahli di Istanbul, Turki, 17-18 Maret untuk mempelajari berbagai masalah, termasuk pencabutan sanksi terhadap Iran.
"Kami siap bagi setiap tindakan jangka panjang dan telah mengumumkan usul kami mengenai masalah dalam pertemuan Almaty. Selama pembicaraan itu, kami menekankan tindakan yang akan dilakukan mesti diperhitungkan dengan baik dan seimbang," kata Jalili.
Pencabutan sanksi itu menurut Jalili baik dan serius. Namun tindakan tersebut mesti seimbang. Masalah itu diangkat selama pertemuan dengan para ahli di Istanbul.
"Mereka yang menyatakan mereka menjatuhkan sanksi yang melumpuhkan atas negara kami dan diduga melakukan tekanan paling tinggi dalam beberapa bulan belakangan sekarang menyaksikan bahwa prilaku dan tekanan semacam itu tak berdampak buat kami," imbuhnya.
Iran dan G5+1 mengadakan dua babak pembicaraan nuklir di Almaty.