REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Pihak berwenang Malaysia, Rabu (13/3) mengatakan, tentara Kesultanan Sulu yang dipimpin Raja Muda Agbimuddin Kiram masih hidup dan berada di Lahad Datu, Sabah, Malaysia. Operasi pencarian juga terus dilanjutkan.
"Pasukan keamanan Malaysia sangat yakin dia (Agbimuddin) masih di sini karena sebagai pemimpin, dia tidak harus bertempur. Dia tidak akan meninggalkan loyalisnya sendiri di sini, dia harus memimpin mereka,’’ kata komisioner kepolisian wilayah Sabah, Datuk Hamza Taib seperti dikutip laman Inquirer.net, Rabu (13/3).
Hamza mengatakan mereka yang tewas dan ditangkap di wilayah sasaran dalam serangan terhadap loyalis Kesultanan Sulu selama sepekan dianggap sebagai teroris.
‘’Saya tidak bisa mengatakan positif jika mereka adalah orang asing. Bagi saya mereka adalah teroris karena mereka berada dalam daerah sasaran,’’ kata Hamza ketika ditanya tentang identitas remaja yang ditembak mati di sebuah desa di Felda Sahabat akhir pekan lalu.
Dia juga mengatakan operasi berlanjut di Kampung Tanduo meskipun pasukan keamanan telah membersihkan daerah itu dari loyalis Agbimuddin. Hamza menegaskan bahwa penduduk Tanduo belum bisa kembali ke rumah mereka karena pemerintah Malaysia masih harus memverifikasi apakah mereka orang Malaysia atau orang asing, juga apakah tanah mereka tempati adalah milik pribadi atau milik pemerintah.
‘’Jika mereka tidak memiliki hak atas tanah itu, kita tidak bisa membiarkan mereka (untuk kembali),’’ ujar Hamza.
Tidak hanya itu, operasi pembersihan telah diperluas ke Sungai Nyamuk, Kampung Tanjung Batu, dan Sungai Bilis. Pasukan keamanan dikirim ke tempat-tempat itu untuk mengambil mayat tentara Sulu untuk menjalani forensik post-mortem.
Hamza juga mengklarifikasi bahwa dua orang Filipina, bukan tiga seperti yang dilaporkan sebelumnya, tewas dalam sebuah pertemuan dengan pasukan keamanan di Sungai Nyamuk, Selasa (12/3).
Pada Selasa, Hamza mengatakan, 56 loyalis Kesultanan telah tewas, dan sebanyak 25 mayat telah diambil. Dia juga mengatakan, sebanyak sembilan pasukan keamanan Malaysia terbunuh dan sembilan lainnya terluka.
‘‘96 orang yang ditahan dikenakan UU Pelanggaran Keamanan (Tindakan Khusus) 2012 dari Malaysia dan 156 lainnya di kenakan tindakan-tindakan lain,’’ katanya.
Agbimuddin Kiram yang menjadi putra mahkota Sultan Sulu, bersama dengan lebih dari 200 anggota dari loyalis tentara tiba di Desa Tanduo bulan lalu untuk merebut kembali Sabah. Malaysia menyebut Agbimuddin dan anak buahnya sebagai teroris, pemberontak dan militan.
Sementara itu pada hari yang sama, Sultan Sulu Jamalul Kiram III mengesampingkan kemungkinan loyalis Sulu meninggalkan Sabah dengan segera. Dia menegaskan, tidak mengizinkan adiknya (Agbimuddin)untuk bernegosiasi dengan pemerintah Malaysia mengenai penarikan pasukannya dari Sabah.
‘’Penarikan itu hanya akan terjadi setelah saya berbicara dengan saudara saya (Agbimuddin) di Sabah," katanya.