REPUBLIKA.CO.ID, SAN JUAN -- Para penghuni penjara Guantanamo, Kuba terserang wabah kelaparan akibat mogok makan sejak akhir pekan lalu. Pihak militer Amerika Serikat menilai klaim para pengacara itu untuk menarik perhatian publik.
Sejak 6 Februari 2013, gejala kelaparan itu menimpa beberapa orang penghuni penjara karena mereka mogok makan. Kemudian makin meningkat menjadi 14 orang tahanan yang badannya menyusut. Bertambah lagi pada Senin lalu (18/3) menjadi 21 orang.
"Para tahanan itu saling mendukung satu sama lain. Jumlahnya ada 166 orang dan tidak ada satu pun bukti yang mendukung laporan kelaparan tadi,” cetus juru bicara penjara Guantanamo Kapten Robert Durand pada AP, Selasa (19/3).
Laporan yang disorot media itu bersumber dari klaim 50 pengacara para tahanan bahwa klien mereka mengalami kelaparan beberapa minggu lalu. Duran kemudian memastikan hanya ada dua tahanan yang harus dirawat di klinik penjara karena mengalami dehidrasi.
Salah satu pengakuan yang tercatat berasal dari mulut tahanan asal Yaman, Yasein Esmail. Dia mengaku pada pengacaranya, David Remes, jika berat badannya turun hingga 15 kg karena tidak mendapat asupan makanan selama 29 hari.
"Banyak tahanan lainnya yang sudah menyerah. Mereka merasa seperti hidup di kuburan,” ujar Esmail pada Remes saat dikunjungi pada 5 Maret lalu.