REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemimpin Kurdi yang dipenjara, Abdullah Ocalan, mengumumkan gencatan senjata Kamis dan meminta militan meletakkan senjata dan menarik diri dari wilayah Turki.
Pengumuman itu meningkatan harapan bagi diakhirinya konflik tiga dasawarsa antara militan Kurdi dan pemerintah Turki yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
"Kita berada pada sebuah tahapan dimana senjata harus dibungkam," kata Ocalan dalam sepucuk surat yang ditulis dari penjara pulau yang terkucil dan dibacakan kepada khalayak luas di kota berpenduduk mayoritas Kurdi, Diyarbakir, Turki tenggara, oleh seorang anggota parlemen Kurdi.
"Kita berada pada sebuah tahapan dimana unsur-unsur bersenjata kita harus ditarik dari Turki," kata pemimpin Partai Buruh Kurdistan (PKK) itu, dengan menambahkan bahwa sudah waktunya perjuangan politik dilakukan.
Seruan itu disampaikan bertepatan waktunya dengan Tahun Baru Kurdi atau Newroz, dan ratusan ribu orang berkumpul untuk merayakannya di Diyarbakir. Pengumuman gencatan senjata itu menutup perundingan perdamaian rahasia selama beberapa bulan antara intelijen Turki dan Ocalan.
Para pejabat Turki memulai perundingan dengan Ocalan pada Oktober lalu, dengan tujuan utama melucuti senjata pemberontak yang menggunakan pangkalan-pangkalan di Irak sebagai tempat peluncuran serangan terhadap pasukan keamanan Turki di wilayah tenggara.
PKK akan mengakhiri permusuhan dan menarik pejuang-pejuangnya dari Turki sebagai awal dari perlucutan senjata, sebagai imbalan atas hak-hak lebih besar Kurdi yang ditetapkan dalam konstitusi.
Ocalan yang menjadi buronan ditangkap di Kenya pada 15 Februari 1999 dalam operasi rahasia Turki .