REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo akhirnya memberikan respons terkait surat protes yang dilayangkan perwakilan klub-klub Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) terkait unifikasi liga. Roy menyebut protes tersebut kurang tepat jika diarahkan kepadanya.
Sebelumnya, CEO Persebaya Gede Widiade dalam suratnya kepada Menpora Roy Suryo mengungkapkan skema unifikasi liga yang diusulkan oleh Djoko Driyono sebagai CEO Liga Indonesia membuat klub-klub kian terpuruk.
Melalui pesan singkat di sela-sela acara bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Bali, Jumat (29/3), Roy menjelaskan bahwa hasil di dalam kongres sudah jelas. Unifikasi liga sudah disepakati oleh voters kongres. Mereka memilih konsep yang diajukan oleh Joko Driyono.
“Saya sendiri bukan voters PSSI. Pemilihan cara Unifikasi liga ditetapkan di KLB PSSI oleh 100 Voters dengan memilih satu dari dua cara, hasilnya mayoritas sistem yang diajukan Djoko Driyono disetujui Voters, dan ada Wakil FIFA+AFC dalam KLB itu,” katanya seperti dilansir Timnasgaruda.
Justru, Menpora menyesalkan dengan adanya langkah walkout (WO) dari enam Exco. Dia menyebut, enam Exco itu adalah pembela klub-klub Indonesia Premier League (IPL) secara konstitusional.
Karena itu, lanjut dia, harusnya bukan Menpora yang disalahkan karena voters yang memutuskan. “Sayangnya justru enam Exco yang bisa membela IPL secara konstitusional di dalam kongres malah WO. Sehingga para voters IPL tidak lagi memiliki exco-exco-nya,” tutur lelaki berkumis tersebut.
Menurut dia, dengan langkah itu, harusnya bukan Menpora yang diprotes dan dituntut untuk mempertimbangkan masalah ini. Bagi dia, Menpora bukan voters sehingga tak bisa memengaruhi keputusan seperti voters.
Dia juga mengingatkan para suporter Persebaya IPL agar tidak melakukan protes ke Roy seandainya nantinya klub kesayangan mereka tidak bisa masuk kompetisi resmi. Ia menyarankan agar para suporter itu memprotes enam Exco yang WO. “Ya, silahkan protes ke enam Exco yang WO. Salah arah kalau ke Menpora,” ujarnya.