Rabu 03 Apr 2013 15:33 WIB

Korea Utara Mengancam, Amerika Serikat Ketakutan?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat tampaknya khawatir dengan ancaman Korea Utara. Selasa (2/4), Washington menyeru Cina dan Rusia untuk mengendalikan Korea Utara.

Pyongyang mengancam akan mengaktifkan kembali reaktor nuklir demi program senjata atomnya.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan keputusan Korea Utara untuk membuka kembali reaktor Yongbyon--sumber plutonium dengan peringkat senjata--adalah indikasi lain dari pelanggaran Pyongyang terhadap kewajiban internasionalnya.

"Ini bukan misteri bagi siapa pun bahwa Cina memiliki pengaruh terhadap Korea Utara," kata Carney kepada wartawan.

"Kami di masa lalu dan sekarang telah mendesak Cina untuk menggunakan pengaruhnya guna mencoba memengaruhi perilaku Korea Utara. Itu juga berlaku untuk (percakapan) kami dengan Rusia."

Beijing telah menyatakan penyesalan atas pengumuman Korea Utara, mengimbau agar semenanjung Korea tetap tenang.

Krisis ini telah mendominasi pembicaraan pada Selasa di Washington antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan timpalannya Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-se.

Semenanjung Korea telah terjebak dalam siklus ketegangan yang meningkat sejak uji coba nuklir Februari, yang diikuti dengan peluncuran roket jarak jauh pada Desember oleh Korea Utara, yang juga dikenal sebagai DPRK.

Pertemuan itu dilakukan menjelang kunjungan Kerry ke kawasan itu pekan depan--sebagai kunjungan pertamanya ke Asia sejak mengambil alih kursi menteri luar negeri AS pada Februari--ketika ia akan melakukan perjalanan ke Korea Selatan, Cina, dan Jepang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Victoria Nuland, pada Selasa menegaskan sikap Washington bahwa Amerika Serikat tidak akan menerima Korea Utara sebagai nuklir negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement