REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa asal Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Korea Selatan masih belum segera mengungsi, menyusul imbauan pemerintah Korea Utara agar warga asing untuk meninggalkan negara tersebut.
"Kami masih belum mengungsi, karena pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) masih mengimbau untuk menjalani aktivitas secara normal," ujar salah seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Seoul National University (SNU) Ginanjar Mahardikatama ketika dihubungi di Seoul, Rabu (10/4).
Menurut mahasiswa jurusan administrasi publik tersebut, imbauan resmi untuk tetap menjalani aktivitas secara normal tersebut, diterbitkan oleh pihak KBRI di Seoul melalui lamannya pada hari Kamis (4/4) lalu. "Sejauh ini kondisi di Korea Selatan sendiri masih normal, belum ada aktivitas khusus, bahkan warga Korea juga belum ada yang masuk militer," ucapnya.
Selain itu, Ginanjar juga mengutarakan bahwa jika memang ada serangan, para pelajar dan WNI diimbau untuk segera berkumpul di KBRI untuk tindakan lebih lanjut. "Kalau memang ada serangan, akan ada sirene peringatan terlebih dahulu baru kemudian berkumpul di KBRI," tutur Ginanjar.
Sebelumnya Korea Utara pada Selasa mengatakan bahwa semenanjung Korea sedang mengarah kepada perang "termo-nuklir" dan menyarankan para warga asing untuk meninggalkan Korea Selatan.
Imbauan hari Selasa itu muncul setelah imbauan serupa pekan lalu yang disampaikan kepada kedutaan-kedutaan asing di Pyongyang --agar mereka mengungsi paling lambat pada 10 April-- karena perang mungkin akan terjadi.