REPUBLIKA.CO.ID, Harian Inggris melaporkan, ilmuwan militer Inggris menemukan bukti forensik bahwa senjata kimia digunakan dalam konflik di Suriah.
Koran The Times of London mengutip sumber-sumber pertahanan yang namanya tidak disebut, seperti dilansir situs voa melaporkan, sampel tanah yang diselundupkan keluar dari Suriah membuktikan digunakannya senjata kimia. Sumber-sumber itu tidak tahu apakah senjata itu ditembakkan pasukan pemerintah Suriah atau pemberontak.
Satu sumber, yang tidak setuju dengan laporan itu, mengatakan senjata adalah alat pengendali kerusuhan. Sumber itu mengatakan senjata tersebut belum tentu senjata kimia sarin, yang menyerang saraf. Pemerintah dan pemberontak Suriah saling tuduh mengenai penggunaan senjata kimia.
Sementara itu, kelompok aktivis mengatakan serangan udara pemerintah di provinsi Idlib, Suriah barat laut, menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk seorang anak. Syrian Observatory for Human Rights mengatakan puluhan orang lainnya cedera dalam serangan hari Sabtu di kota Saraqeb. Di tempat lain di provinsi itu, observatory mengatakan tentara Suriah menewaskan sedikitnya 12 pejuang pemberontak dalam serangan dekat desa Baboulin.