REPUBLIKA.CO.ID, Para pemberontak Suriah merupakan anak perusahaan Dinas Intelejen AS (CIA) yang diciptakan untuk menghancurkan pemerintah Damaskus yang menentang kebijakan Washington dan Tel Aviv.
Analis politik Randy Short menyebut milisi teroris Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) berada di bawah kendali CIA yang dirancang demi menghancurkan pemerintah Assad. "Israel dan AS sedang melakukan aksi terorisme di Suriah dengan bendera FSA," tegas aktivis hak asasi manusia itu, seperti dilansir kantor berita IRNA.
Aksi yang dilakukan oleh FSA dalam dua tahun terakhir, tutur Short, menunjukkan ketidakpedulian milisi teroris itu terhadap nasib rakyat Suriah. Berdasarkan informasi Intelijen Jerman, 95 persen dari para milisi FSA yang beroperasi di Suriah merupakan warga asing. "Selain binaan CIA, FSA juga didukung oleh Wahhabisme Saudi yang bekerjasama dengan Zionisme dan imperialisme Eropa dan Amerika, untuk mempromosikan rasisme dan Islamophobia di dunia," kata dia.
CNN melaporkan, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel dan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Martin Dempsey telah mematangkan skenario baru intervensi militer di Suriah. Washington baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menggelontorkan bantuan senilai 10 juta dolar dalam bentuk bantuan langsung kepada milisi teroris Suriah.