REPUBLIKA.CO.ID, SUNDERLAND -- Akhir pekan kemarin, tak ada selebrasi multi-ekpresi dari pelatih Sunderland, Paolo Di Canio, seperti sebelum-sebelumnya. Kekalahan 1-6 atas Aston Villa akhir pekan kemarin membuat pelatih Italia yang sempat dituding penganut fasisme itu justru menyebut timnya terlalu santai pada sisa akhir musim ini.
Sunderland mendapat acungan jempol usai mampu merangkai dua kemenangan beruntun di dua pekan sebelumnya. Kendati demikian, the Black Cats kembali mengalami tekanan saat dijinakkan tuan rumah Aston Villa dengan skor telak 6-1 pada akhir pekan kemarin.
Pekan ini, Paolo Di Canio tak ingin kegagalan tersebut terulang. Ia meminta pasukannya untuk tampil optimal saat menjamu Stoke City dalam lanjutan Liga Primer pekan ke-36 pada Senin (6/5) dini hari WIB.
"Kami terlalu bersantai kemarin," kata Di Canio seperti dilansir laman resmi klub.
Di Canio menilai kepecayaan diri para pemain perlu ditumbuhkan. Posisi Sunderland yang masih belum aman di posisi ke-15 klasemen itu membuat mereka wajib memetik tiga poin malam ini. Sunderland kini hanya terpaut lima poin dari pintu degradasi yang kini dihuni Wigan Athletic.
"Kami harus kembali seperti bagaimana kami tiga pekan sebelumnya," kata Di Canio. "Tak boleh ada kesalahan terulang.''
Gelandang Sunderland, Craig Gardner, menyampaikan hal senanda. Sudah cukup kekalahan atas Aston Villa itu membuat timnya wajib berbenah.
"Tiga pertandingan yang tersisa ini akan menjadi final bagi kita," ujarnya.
Pengoleksi enam gol tersebut juga berharap tamunya nanti, Stoke, akan bermain tanpa determinasi penuh. Ini mengingat posisi Stoke kini sudah aman berada di posisi ke-10.
Mengantongi 40 poin seperti yang kini dikantongi Stoke, kata Gardner, adalah target bagi siapa saja tim yang kini menghuni papan bawah klasemen. "Stoke mungkin akan bermain santai," tambahnya.