REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir mengharapkan investasi tahunan sukuk untuk membiayai proyek infrastruktur mencapai 10 miliar hingga 15 miliar dolar AS. Mesir berharap menerima tawaran pertama proyek pembangunan menggunakan sukuk setelah Ramadhan.
"Kami berharapa mendapatkannya setelah Juli," kata Penasihat Keuangan Syariah Menteri Keuangan Mesir, Ahmed El Naggar, seperti dikutip Daily News Egypt, Selasa (14/5).
Menteri Keuangan Mesir, Fayad Abdel Moneim, menekankan sukuk tidak akan terpengaruh dengan penurunan peringkat kredit Mesir baru-baru ini. Penurunan itu hanya akan mempengaruhi obligasi yang terkait dengan kredit. "Sedangkan sukuk adalah mekanisme pembiayaan yang bukan berdasarkan pada kredit tetapi pada kepemilikan aset," kata Moneim.
Saat ini pihaknya sedang mempelajari beberapa proyek potensial, termasuk jalur kereta api yang menghubungkan Ain Shams ke Kota Ramadhan. Moneim berujar Kementerian Keuangan akan menyajikan kepada publik rancangan peraturan eksekutif untuk hukum sukuk setelah itu lengkap.
"Bank di Mesir akan berkontribusi mempromosikan tawaran sukuk dan juga akan berlangganan proyek-proyek itu sendiri," ucap Wakil Kepala Islamic Development Bank (IDB), Abdel Aziz El-Hanaey. IDB akan menyediakan dukungan teknis untuk penawaran saham ke publik (IPO) dalam penetapan harga, dan mempelajari proyek-proyek terpilih yang akan didanai sukuk.
Pasar sukuk global telah berkembang dalam tiga tahun terakhir. Tawaran proyek sukuk melompat dari 34 miliar dolar AS pada 2009 menjadi lebih dari 140 miliar dolar AS pada 2012. Sebagian besarnya adalah sukuk pemerintah yang mewakili 78 persen dari penawaran sukuk di seluruh dunia.