Ahad 02 Jun 2013 16:19 WIB

BBM Naik, Kredit Kendaraan Bermotor Kena Imbas

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Showroom sepeda motor
Foto: Republika/Wihdan
Showroom sepeda motor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kredit untuk kendaraan bermotor dipastikan akan terkena imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi, yaitu sebesar Rp 2.000 per liter untuk BBM jenis Premium dan kenaikan Rp 1.000 per liter untuk BBM jenis solar. Kenaikan harga direncanakan diterapkan pada Juni.

Direktur Utama PT BCA Finance, Roni Haslim, mengatakan jika harga BBM naik, bunga pun akan meningkat. Hal tersebut akan berdampak pada penjualan kendaraan bermotor. "Kenaikan harga BBM dan bunga pasti berdampak pada kelas menengah," ujar Roni Haslim, Ahad (2/6).

Kelas menengah saat ini menjadi fokus BCA Finance. Sekitar 98 persen porsi kredit kendaraan bermotor disalurkan untuk kredit kendaraan kelas menengah. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 persennya untuk kendaraan bekas dengan usia maksimal 11 tahun pada saat kredit lunas.

Sekitar 2 persen kreditnya disalurkan untuk kelas premium. Roni mengatakan, kelas premium ini tidak akan terkena dampak kenaikan harga BBM. Namun, BCA Finance tidak akan mengalihkan fokusnya pada kelas premium. "Market kelas premium kecil," ujar dia.

Roni mengaku BCA Finance tidak memiliki strategi apapun untuk menghadapi kenaikan harga BBM mendatang. Ia yakin kredit akan terus tumbuh. BCA Finance menargetkan kredit pembiayaan akan mencapai Rp 29 triliun pada akhir tahun ini. Tahun lalu, perseroan telah mengucurkan dana kredit sebesar Rp 24,6 triliun.

Sementara itu, Bank Mandiri melalui PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mulai merambah pasar kendaraan premium. Sebelumnya, MTF bermain di kelas menengah bawah dan kendaraan komersial.

Presiden Direktur MTF, Ignatius Susatyo, mengatakan komposisi paling banyak saat ini ada di segmen bawah. "Hampir 60 persen ada di mobil Rp 150 jutaan," ujar Ignatius beberapa waktu lalu.

Melalui pasar kendaraan premiun, MTF menargetkan bisa meraup sebesar Rp 700 miliar - Rp 1 triliun pada akhir tahun ini. Jumlah tersebut mengambil sekitar 3-5 persen pasar MTF secara keseluruhan.

Ignatius optimistis bisa menggarap pasar ini dengan maksimal. MTF menganggap pasar ini sebagai peluang sekaligus tantangan. Untuk saat ini, MTF juga melayani kredit untuk pembelian mobil bekas yang berumur maksimal 15 tahun. Namun, porsinya hanya 15 persen karena pasar mobil bekas tergerus oleh harga mobil baru yang semakin murah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement