REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Duta besar Iran untuk Rusia, mengatakan, mereka yang menentang keikut-sertaan Iran dalam konferensi mengenai Suriah, tak mengingini penyelesaian damai bagi krisis di negara Timur Tengah tersebut.
"Pernyataan Iran tak boleh ikut dalam konferensi Suriah, dapat menjadi alasan bagi mereka itu untuk tidak ikut dalam konferensi tersebut," kata Duta Besar Reza Sajjadi kepada wartawan, Senin (10/6) waktu setempat.
Ia menuding Amerika Serikat tak diragukan ingin konferensi itu gagal. Reza menggambarkan krisis di Suriah sebagai contoh standard ganda yang secara terbuka diterapkan Barat. "Kepada siapa mereka (negara Barat) memasok senjata? Kepada penjahat yang membunuh anak kecil dan memperkosa perempuan," kata Reza sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Tapi, ia memuji Rusia atas kebijakan Timur Tengahnya. "Prilaku Rusia di Timur Tengah dalam beberapa tahun belakangan telah cerdas dan masuk akal, bertolak-belakang dengan orang Barat, yang berusaha memaksakan pendapat mereka," tuturnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat (7/6), menawarkan mengirim prajurit pemelihara perdamaian, sebagai bagian dari Pasukan Pengamat Pemisah PBB, untuk menggantikan pasukan pemelihara perdamaian Austria --yang ditarik akibat tingkat bahaya yang tak dapat diterima terhadap pasukannya.
Akhir pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Getilov mengatakan, PBB sangat prihatin dengan ketegangan di Dataran Tinggi Golan. "Maka pengiriman pasukan Rusia ke sana merupakan satu penyelesaian," katanya.