REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengakui kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (22/6) kemarin membuat penjualan mobil menurun 10 sampai 20 persen.
Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi mengatakan, penurunan penjualan mobil berkisar antara 10 sampai 20 perse. Namun kenaikan itu hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga bulan. ‘’Kami optimistis karena perekonomian Indonesia masih terjaga dengan baik, dan daya beli masih ada,’’ ujarnya saat dihubungi ROL, Ahad (23/6).
Untuk itu, pihaknya tidak merubah angka penjualan kendaraan bermotor roda empat pada tahun 2013 ini yaitu 1,1 juta unit. ‘’Namun demikian Gaikindo berharap penghematan dari subsidi BBM dapat dibelanjakan untuk infrastruktur,’’ katanya.
Sementara itu, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo menyatakan, dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap penjualan mobil dapat diketahui satu bulan setelah harga BBM yang dinaikkan. Rahmat menuturkan, dirinya belum melihat data angka penjualan mobil paska dinaikkannya harga BBM. Apalagi, dia melanjutkan, harga BBM baru dinaikkan beberapa hari yang lalu. ‘’Sebenarnya kita baru bisa melihat datanya satu bulan setelah harga BBM dinaikkan,’’ ujarnya kepada ROL, Ahad (23/6).
Sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Mobil Toyota dan Lexus di Indonesia, Rahmat menjelaskan, data penjualan mobil dihitung secara bulanan. Sehingga, pihaknya belum memiliki estimasi seberapa besar dampak kenaikan harga BBM terhadap penjualan mobil yang dia jual. ‘’Kami menunggu dan belum berasumsi. Setelah nanti melihat data penjualannya, kami baru ambil tindakan,’’ katanya.
Dia mencontohkan, kenaikan harga BBM pada 2005 lalu sempat memberi dampak pada penjualan mobil. Namun, dia menambahkan, penurunan penjualan mobil itu tidak hanya dipengaruhi oleh harga BBM, melainkan juga faktor lain seperti situasi kondisi ekonomi.