REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Sejak berubah nama menjadi Masjid Az-Zikra, Masjid Muammar Qaddafy yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat ini berupaya untuk mandiri. Pengurus masjid pun tak menerima biaya operasional dari Libia.
Ketua Masjid Az-Zikra Syukur menjelaskan, biaya operasional hanya mengandalkan dari infak dan sedekah jamaah. Sang ustaz mengungkapkan, ini merupakan konsekuensi dari tidak dipenuhinya permintaan The World Islamic Call Society (WICS) yang dimiliki oleh Muammar Qaddafy.
"Tapi kini komunikasi kita tetap baik walaupun agak terbatas,"ujarnya saat dihubungi RoL, Rabu (3/7). Sebelumnya, WICS meminta agar pengurus masjid mengubah nama dari Muammar Qadafy menjadi Masjid Umar Muchtar.
Perubahan nama ini memang disebabkan oleh jatuhnya rezim Muammar Qaddafy di Libya. Jika melakukan perubahan nama tersebut maka WICS berjanji akan memberikan bantuan operasional dan juga pembangunan lembaga pendidikan ke masjid ini.
"Ini ada unsur politis, maka kami bermusyarawah dengan Ustadz Arifin Ilham sebagai pengelola dan Dewan Syuro" ungkap Syukur.Akhirnya, permintaan nama tersebut tidak dapat dikabulkan. "Kami melepaskan diri dari unsur politis dan tetap menghargai Muammar Qaddafy."
Penghargaan tersebut diwujudkan pada pemberian nama yang sekarang yaitu Masjid Az-Zikra. Az-Zikra sendiri adalah nama majelis masjid tersebut sejak dibangunnya Masjid Muammar Qaddafy (nama terdahulu).