REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah menyetujui rencana Israel mencaplok sepenuhnya Jalur Gaza. Rencana itu disebut merupakan rayuan agar koalisi ekstremis sayap kanan tak meninggalkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Koran Haaretz melansir, Netanyahu akan menyampaikan rencana untuk mencaplok Jalur Gaza ke kabinet keamanan, mengutip para pejabat. Netanyahu berusaha mempertahankan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich di pemerintahan, menyusul pengumuman Tel Aviv mengenai gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, yang membuat marah Smotrich.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa rencana aneksasi akan dimulai dari zona penyangga, kemudian wilayah di utara, dan kemudian diperluas hingga mencakup seluruh Jalur Gaza.
Haaretz melaporkan rencana tersebut mendapat lampu hijau dari pemerintahan Donald Trump, dan mencatat bahwa Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer telah menyampaikannya kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan mendapat dukungan dari Gedung Putih.
Dia menyatakan bahwa rencana tersebut muncul setelah keputusan Netanyahu untuk memperluas bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza setelah sebelumnya tidak antusias dengan hal tersebut. Penjahat perang itu sekarang siap untuk mencoba menerapkannya dalam upaya menyelamatkan pemerintahannya.
Sedangkan Channel 13 Israel melaporkan bahwa militer Israel akan menyampaikan kepada kabinet sebuah rencana untuk menguasai antara 90 persen dan 100 persen Jalur Gaza. Bocoran terungkap pada awal Mei bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana menduduki seluruh Gaza.

Channel 12 Israel mengutip sumber di kantor Netanyahu yang mengatakan, "Rencana yang disetujui oleh pemerintah mencakup pendudukan penuh di Jalur Gaza." Dia menyatakan bahwa rencana tersebut termasuk menduduki Jalur Gaza dan memindahkan warga Palestina dari utara ke selatan.
Reuters juga mengutip seorang pejabat Israel pada saat itu yang mengatakan bahwa perluasan operasi di Gaza dapat memicu kendali atas seluruh Jalur Gaza.
Perlu dicatat bahwa Smotrich, yang memimpin Partai Religius Zionisme, telah menyatakan pada 5 Mei bahwa Israel tidak akan menarik diri dari Jalur Gaza setelah menyelesaikan pendudukannya.
Smotrich telah berulang kali menyerukan penghancuran total wilayah kantong Palestina yang terkepung dan kota-kotanya, dan media Israel mengutip perkataannya, "Tidak ada solusi setengah-setengah. Rafah, Deir al-Balah, dan Nuseirat... kehancuran total, tidak ada ruang untuk interpretasi."
Media Israel melaporkan pada Ahad bahwa sumber yang dekat dengan Smotrich mengatakan dia marah atas keputusan Netanyahu yang mengizinkan bantuan masuk ke Gaza dan sedang berkonsultasi tentang apakah akan tetap berada di pemerintahan di tengah meningkatnya ketegangan dalam koalisi yang berkuasa.