REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bumi mengalami iklim ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya selama dekade 2001-2010. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) melaporkan catatan suhu sebelumnya telah terlampui.
Dalam laporan itu, ada peningkatan kematian akibat gelombang panas lebih dari satu dekade tersebut. Hal ini terutama terjadi selama musim panas yang ekstrem di Eropa pada 2003 dan Rusia pada 2010. Namun, lebih sedikit orang yang meninggal akibat banjir dibandingkan dekade sebelumnya.
Sistem peringatan yang lebih baik dan peningkatan kesiapan menghadapi bencana telah mengurangi jumlah korban tewas. Namun, WMO mengatakan informasi iklim diperlukan karena itu terus berubah.
Laporan tersebut menganalisis peristiwa ekstrem seperti Badai Katrina, banjir di pakistan, dan kekeringan di Amazon, Australia, dan Afrika Timur. Dekade tersebut ditandai juga dengan mencairnya es laut Arktik karena suhu yang hangat. Greenland dan lembaran es di Antartika juga cepat hilang.
BBC yang menulis laporan tersebut mengatakan permukaan air laut global rata-rata naik sekitar 3 mm per tahun, atau sekitar dua kali lipat dari hasil pengukuran abad ke-20 1,6 mm per tahun. Permukaan air laut tersebut lebih tinggi 20 cm dari pengukuran pada 1880.
Meskipun secara keseluruhan kenaikan suku melambat sejak 1990, WMO mengatakan suhu masih meningkat karena efek gas rumah kaca. Tahun terpanas yang pernah tercatat adalah pada 2010 yakni suhu berada di atas 0,54 derajat celcius dari rata-rata 14 derajat celcius selama periode 1961-1990.