REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki Ramadhan, Masjid Istiqlal, Jakarta ramai dengan jamaah. Ribuan warga dari pelosok penjuru memadati masjid terbesar di Asia Tenggara itu. Mereka datang untuk sekadar berkunjung atau beribadah.
Membludaknya jamaah di Istiqlal pun membawa rezeki bagi sebagian warga. Bak gula-gula, Istiqlal kerap menjadi ajang kaum fakir menuai rupiah.
Sebutlah Atikah. Perempuan itu sejatinya menjadi jokey di jalur 3 in 1. Khusus Ramadhan, Atikah menjadi penjual kantong plastik ataupun air mineral sebulan penuh di Istiqlal. "Mulai besok saya disini terus jualan kantong sama air minum" ungkap Atikah, saat berbincang dengan RoL di pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (9/7).
Dia dibantu oleh anak bungsunya yang menjadi pengemis. Jika hujan, bocah lelaki itu menjadi tukang ojek payung. Atikah juga memiliki anak perempuan yang sudah besar. Anak perempuannya tersebut hanya menjadi jokey 3 in 1.
Atikah menuturkan, perbedaan penghasilan antara di hari biasa dan bulan Ramadhan sangat besar. "Tahun 2011 saya dapat Rp 4 juta dan tahun kemarin saya dapat Rp 7 juta selama bulan Ramadhan tetapi hari biasa cuma dapat Rp 30 ribu satu hari" ujar Atikah.
Atikah menjelaskan, Ramadhan menjadi waktu yang menguntungkan untuk mencari rezeki. Orang-orang dari berbagai daerah datang untuk berjualan di Masjid Istiqlal.
"Kalau puasa banyak yang jualan di sini. Lebih banyak daripada hari Jum'at. Dari Bekasi, Karawang, Cikarang, banyak dari mana aja datang. Pada jualan disini selama Ramadhan" ungkap Atikah.
Sama seperti Atikah, Sutinah juga menawarkan kantong plastik untuk para jamaah. Kantong ini untuk tempat menyimpan alas kaki mereka. Ia tidak mematok harga untuk selembar kantong plastik. Jemaah yang ingin membeli dapat membayar dengan uang berapapun.
"Dikasih gope ya Alhamdulillah, Dikasih seribu ya Alhamdulillah, Dikasih sepuluh ribu bisa buat makan besok" ujar Sutinah dengan becandanya kepada RoL. Dalam sehari, Sutinah bisa mendapatkan uang sebesar Rp 25 ribu dalam sehari dari berjualan.
Hanya, Sutinah menugaskan anak bungsunya, Sapnah untuk mengemis di Istiqlal. Bocah perempuan itu bisa mendapatkan uang paling besar Rp 200 ribu dalam sehari.
"Buat bayar sekolah, buat beli buku, buat bantu-bantu orang tua bayar kontrakan rumah" ungkapnya.
Awalnya, Sutinah adalah pemulung sampah. Dia pun terbujuk dengan ajakan temannya, Atikah untuk berjualan di Masjid Istiqlal. "Kalo dari jokey cuma bisa dapat Rp 10 ribu tapi anak saya bisa dapat sampai Rp 180 ribu" tegasnya.
Sutinah tidak memiliki jadwal yang tetap untuk menjadi jokey 3 in 1 atau penjual kantong plastik. Ia menuruti keinginan anak bungsunya. "Kalo Sapnah maunya dagang, ya dagang aja di sini tapi kalo maunya jokey, ya paling saya cuma ngawal dia" ungkap Sutinah.