REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pemerintah untuk mengintervensi agar harga-harga kebutuhan pokok tak meroket di bulan Ramadhan dinilai masih belum maksimal.
Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy mengatakan, harga bahan pokok kian melambung tinggi pada bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Akibatnya, masyarakat kelas menengah ke bawah harus mengatur ekstra akuntansi rumah tangganya.
"Dari segi pemasukan bisa jadi tidak ada kenaikan, namun pengeluaran justru naik seiring kenaikan BBM dan harga bahan pokok. Jangan sampai besar pasak daripada tiang,'' ujar Rommy, Rabu (10/7).
Untuk itu, Rommy mengusulkan agar pemerintah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membuat bazar-bazar murah. Sehingga, kata dia, masyarakat bisa beribadah dengan baik dan juga bisa merasakan nikmatnya berlebaran.
Menurut Rommy, seharusnya ibadah shaum Ramadhan bisa mendekatkan pemimpin dengan masyarakatnya. ''Pemerintah baik tingkat Kecamatan maupun Kelurahan di DKI hendaknya proaktif selama bulan Ramadhan ini agar bisa semakin dekat dengan masyarakatnya,'' tutur Rommy.
Salah satunya, kata dia, bisa dengan menggelar bazar murah bekerja sama dengan pihak-pihak swasta. Kehadiran bazar murah selama Ramadhan, imbuh Rommy, bisa mengurangi shock kenaikan BBM yang berdampak pada kenaikan harga kebutuhan dapur.
''Menurut saya, hal ini perlu segera didorong agar Gubernur Jokowi juga bisa berupaya dengan segenap sumber daya yang ada untuk bisa membantu masyarakat yang berpendapatan kecil,'' papar Rommy.
Ia saya sangat mengapresiasi rencana Jokowi-Ahok yang bakal menggelar Gebyar Ramadhan. "Semoga kegiatan ini akan mendekatkan masyarakat dengan pemimpin dan juga mengurangi beban kenaikan harga bahan pokok. Ramadhan sudah mulai, sebaiknya segera dilaksanakan.''