REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Lemahnya karakter kebangsaan dan rasa persatuan dan kesatuan membuat usaha terorisme dan organisasi radikal masuk ke Indonesia . Padahal yang mereka lakukan hanya untuk kepentingan golongan tertentu.
Hal itu dikemukakan Mantan Kepala Bais dan Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto pada wartawan usai beraudiensi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (25/3).
Untuk melawan dan menangkal terorisme, organisasi radikal, sparatis dan semacamnya, saran Tyasno, masyarakat perlu makin meneguhkan karakter kebangsaan. Secara filosifi nasional, Pancasila menjadi dasar dan tameng.
"Sehingga kalau ada usaha mengajak organisasi yang radikal, seperti ISIS,yang sparatis, ekstrimis, kita sudah terjaga, karena hal itu tidak sesuai dengan agama, filosifi dan kepribadian bangsa yang adiluhung," kata tokoh Tamansiswa ini.