REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyangkan adanya buku berisi ajaran radikal beredar di sekolah. Menurut Hidayat, agama apapun di Indonesia tidak pernah mengajarkan kekerasan apalagi menganjurkan membunuh orang-orang tanpa landasan hukum yang kuat.
"Islam terutama dan agama-agama lain mana ada yang ajarkan kekerasan, apalagi radikal," kata Hidayat di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta Pusat, Rabu (25/3).
Hal ini disebutkan Hidayat menanggapi adanya temuan peredaran buku pendidikan Islam yang berisi memperbolehkan untuk membunuh orang-orang musyrik.
Hidayat mengingatkan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pihak Kepolisian untuk meminta pertanggungjawaban pihak yang memasukkan ajaran radikal ke dalam buku pelajaran di sekolah. Ia menyebut upaya pencegahan tidak bisa hanya dengan menarik peredaran buku-buku, tetapi juga dengan menindak pihak yanh memuat, mencetak dan menyebarkan buku-buku tersebut.
"Ini tidak kali ini saja terjadi. Dulu juga pernah materi dengan konten pornografi masuk ke buku pelajaran. Saya harap pemerintah teliti untuk mengawasi," ujar Hidayat.
Seperti diketahui di Kabupaten Jombang Jawa Timur ditemukan buku pelajaran pendidikan agama Islam kelas XI, yang mengajarkan kekerasan.
Materi buku yang mengajarkan Islam radikal itu berada pada halaman 78 di buku tersebut. Dalam halaman itu tertulis, para siswa diperbolehkan membunuh orang musyrik. Buku yang disusun tim MGPM itu juga sudah beredar ke sejumlah sekolah tingkat SMA yang ada di Kabupaten Jombang.