REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- PraktIk silaturahmi rakyat Indonesia yang sudah biasa dan lazim di Indonesia, ternyata sangat langka dan sangat dirindukan negara luar. Ketua MPR RI mengungkapkan negara seperti Suriah, negara barat dan negara-negara yang sedang berkonflik sangat merindukan suasana silaturahim yang rukun dan hangat seperti di Indonesia.
"Rakyat luar negeri itu heran dengan sistem kekerabatan bangsa Indonesia yang saling rukun biasa saling mengunjungi atau bersilaturahmi. Padahal rakyat Indonesia dikenal sangat beragan baik agama, suku, ras dan bahasa. Bagaimana bisa sesuatu yang berbeda bisa menyatu sedemikian kuatnya," ujar Zulkifli, dalam acara sosialisasi empat pilar MPR RI, kerjasama MPR dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Jambi, di Aula Gedung Bapedda Pemprov. Jambi, Sabtu ( 30/5 ).
Tapi, lanjut Zulkifli, di Indonesia sendiri sering tidak melihat hal itu sebagai sesuatu yang istimewa karena sudah terbiasa dan lazim. Bangsa Indonesia harus bangga itu. Memang sejak Indonesia merdeka hingga kini ada hal-hal negatif yang terjadi di Indonesia memang harus diakui tapi ke depannya bisa diperbaiki bersama.
"Begitulah yang seharusnya, Indonesia kini tidak lagi membicarakan soal perbedaan-perbedaan. Bicara soal perbedaan sudah selesai 70 tahun lalu. Saatnya Indonesia dengan kerukunannya berbicara, berpikir dan berbuat soal perekonomian Indonesia, soal pengentasan kemiskinan, soal.pengangguran, soal pendidikan rakyat. Itu saja," katanya.