REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Puncak peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni, yakni Grebeg Pancasila berlangsung di alun-alun kota Blitar, Jawa Timur hari ini. Dalam sambutannya, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, momentum peringatan hari Pancasila mengingatkan rakyat Indonesia akan peristiwa maha penting 70 tahun lalu.
"Ketika Bung Karno dan pendiri bangsa lain menorehkan tinta emas memperbincangkan dasar-dasar negara Indonesia. Saya memaknai dengan mendalam betapa tingginya kekuatan nilai-nilai Bung Karno yang sesungguhnya harus diwujudkan menuju cita-cita bangsa," kata Zulkifli, Senin (1/6).
Zulkifli mengatakan, dalam sejarah perjalanan Indonesia, para pendiri bangsa menyadari bahwa Pancasila adalah landasan yang akan menjadi pijakan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Keberadaan Pancasila, lanjutnya, telah final sebagai konsesus nasional dan tidak perlu diragukan lagi.
"Tidak ada ruang untuk meragukan keberadaannya (Pancasila) sebagai dasar falsafah. Tidak perlu didebatkan lagi kelahiran Pancasila,"
ujarnya.
Ketua Umum PAN itu pun mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga Pancasila dengan memahami dan melaksanakan nilai-nilainya dalam hidup sehari-hari. Dengan melaksanakan nilai luhur Pancasila dalam seluruh sendi-sendi berbangsa dan bernegara, lanjutnya, Indonesia akan semakin dekat dalam mewujudkan janji-janji kebangsaan.
"Dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila kita akan bisa menghadapi tantangan global. Mari jadi motor penggerak dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Mari kita buktikan bahwa kita masih memiliki jati diri, beretika dan berbudaya, dan itu akan ada sepanjang masa," kata Zulkifli.
Selain Zulkifli, acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Mahyudin, Hidayat Nur Wahid dan EE Mangindaan, serta Ketua DPD Irman Gusman beserta Wakil Farouk Muhammad. Sejumlah pimpinan lembaga negara, di antaranya Ketua BPK Haris Azhar Aziz, Pimpinan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti juga terlihat hadir.
Selain itu, sejumlah menteri Kabinet Kerja di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly tampak hadir dalam acara tersebut. Mantan presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan wakil presiden Boediono pun ikut menduduki bangku tamu undangan.
Acara yang menggunakan dua bahasa, yakni Indonesia dan Jawa tersebut diakhiri dengan peresmian gerakan 'Ini Baru Indonesia' dan pemberangkatan Kirab Gunungan Lima atau ziarah ke makam Bung Karno sekaligus napak tilas di rumah Bung Karno.