REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, Rabu ( 3/6 ) tepat tiga hari meninggalnya putera pertama Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, Raja Sapta Sermando yang meninggal karena sakit pada hari Senin ( 1/6 ). Raja Sapta Sermando ( Yayang ) adalah putera pertama Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, yang meninggal dunia karena sakit pada hari Senin ( 1/6 ) dan dimakamkan di San Diego Hills, Cikarang, Selasa ( 2/6 )
Di hari ketiga wafatnya Raja Sapta Sermando, keluarga besar menggelar takziah yang berlangsung di rumah duka, Jalan Karang Asem, Setiabudi Timur, Jakarta. Gelar Takziah dihadiri keluarga besar Oesman Sapta, para Pimpinan MPR RI, Hidayat Nur Wahid dan Mahyudin, Ketua Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah, Menkumham Yasonna Laoly dan tamu lainnya.
Tepat pukul 18.30, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid didaulat memberikan tausiah soal datangnya kematian yang memang akan dihadapi semua mahluk termasuk manusia.
Hidayat memaparkan setiap yang hidup pasti akan menjumpai maut atau kematian. Untuk itu sebagai manusia seyogyanya wajib mempersiapkan diri dengan amalan-amalan dengan menjalankan perintah Allah SWT.
"Setiap keluarga yang ditinggalkan harus menerima ketentuan Allah itu dengan lapang dada, ikhlas dan tetap mendoakan almarhum. Saya teringat almarhum Yayang ini sebelum menghembuskan nafas terakhir sempat meminta untuk menjalankan sholat. Insya Allah baik dalam menemui sang Pencipta," ujarnya.
Setiap yang ditinggalkan, lanjut Hidayat, pasti akan sangat kehilangan. Hal itu dirasakan pula oleh Nabi Muhammad SAW saat beliau kehilangan anaknya dipanggil menghadap ke haribaan Allah.
"Itulah ujian kematian adalah ujian bagi yang hidup sekarang untuk terus mengumpulkan amal sebagai bekal kita di akhirat. Kita doakan agar amal ibadah almarhum diterima Allah SWT ," tutupnya.
Usai menunaikan sholat Isya berjamaah di rumah duka, acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil, tahmid secara berjamaah. Serta doa dipanjatkan untuk almarhum agar diterima di sisi Allah SWT Tuhan Maha Esa.