REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan, pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada target membangun jalan tol ribuan kilometer namun realisasinya hanya ratusan kilometer. Demikian pula soal pembangunan pembangkit listrik yang merencanakan pembangunan daya ribuan MW namun realisasinya hanya 80 MW.
Demikian pula rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda, ketika Presiden Susilo berganti maka rencana itu hilang. Berdasarkan hal tersebut, Zulkifli menyebut bahwa pembangunan yang dilakukan saat-saat ini berdasarkan atas multipemerintahan, setiap ganti pemerintahan, kata dia, ganti program pembangunan.
“Masing-masing Presiden mempunyai visi dan misi sendiri,”. Kata Zulkfili saat memberi sambutan dalam Seminar Nasional Badan Pengkajian MPR dengan tema Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Perencanaan Pembangunan Nasional, di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, JAKARTA, Rabu (18/11).
Bahkan, Zulkifli mengatakan, kepala daerah seperti Bupati dan Walikota sekarang tak mudah diatur oleh Gubernur sehingga koordinasi pembangunan di provinsi sulit terjadi. Menurutnya, ada anggapan masing-masing mempunyai otonomi sendiri.
Ia membandingkan pada masa Soekarno ada Semesta, dan pada Orde Baru ada GBHN. Saat ini, selama 18 tahun reformasi berjalan, pembangunan dilakukan secara masing-masing.
“Program pembangunan dilakukan secara masing-masing dan lima tahunan,” ujarnya.