REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Wakil Ketua MPR RI Evers Ernest Mangindaan miris jika masyarakat wilayah perbatasan NKRI berteriak 'gelap' dan tak 'terang' seperti wilayah negara lain yang sangat dekat dengan masyarakat NKRI.
Menurutnya, gelap berarti masyarakat di wilayah perbatasan belum sejahtera seperti masyarakat negara tetangga. Penanganan masyarakat wilayah perbatasan, harus dilebarkan tidak hanya dari aspek keamanan tapi juga harus juga dari aspek kesejahteraan.
"Kita harus merubah cara penanganan wilayah perbatasan kita, jangan melulu hanya soal security saja tapi juga aspek prosperity masyarakatnya, itu yang harus diperhatikan betul-betul. Saya tidak mau lagi mendengar masyarakat wilayah perbatasan yang teriak gelap lagi," ujar dia, usai membuka acara secara resmi Rapat Bersama Forkomimda di Ballroom Hotel Ayaduta, kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (27/11 ).
Mangindaan mencontohkan, daerah perbatasan kepulauan Miangas yang masuk wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan berbatasan sangat dekat dengan negara Filipina, transportasinya hanya mengandalkan transportasi laut.
Untuk menuju ke pulau Miangas dari Manado dengan kapal ferry membutuhkan waktu sekitar 2 hari. Itupun tidak akan bisa berjalan jika musim barat tiba, di mana ombak dan pasang laut sedang tinggi-tingginya.
Operator transportasi laut kebanyakan tidak berani melakukan aktifitasnya. Padahal, bandara udara sudah dibangun, namun belum difungsikan.
"Saya akan minta kementerian dan instansi terkait untuk segera meresmikan dan memfungsikan bandara tersebut, sehingga masyarakat di sana bisa memiliki alternatif transportasi untuk menunjang aktifitas mereka," ujar dia.