REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menginginkan segenap generasi muda dapat benar-benar bersiap diri menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau kerap dikenal sebagai konsep pasar tunggal Asia Tenggara.
"Yang akan menghadapi MEA adalah generasi muda. Persaingan ekonomi dan tenaga kerja akan sangat keras. Saya rasa generasi muda bangsa harus betul-betul mempersiapkan diri," kata Hidayat Nur Wahid di Jakarta, Rabu (30/12).
Untuk itu, ujar dia, generasi muda Indonesia jangan sampai menjadi penonton saja di negara sendiri karena lapangan perekonomian habis diambil pekerja asing. Ia mengingatkan beberapa negara di kawasan ASEAN juga telah serius dalam belajar bahasa Indonesia sebagai upaya dalam menghadapi MEA.
"Saya khawatir saja Indonesia malah hanya dilihat menjadi pasar potensial bagi pemasaran produk-produk asing dan penempatan tenaga kerja asing," kata Wakil Ketua MPR.
Padahal, lanjutnya, Indonesia adalah negara besar dan kaya sehingga hal tersebut juga diharapkan dapat menjadi renungan dan aksi riil semua pihak terutama pemerintah.
Sebagaimana diwartakan, penguatan kelembagaan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dinilai penting guna menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016.
"MEA ini tantangannya lumayan besar," kata Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (14/12).
Menurut dia, tantangan yang lumayan besar ini antara lain tekait dengan potensi semakin kuatnya operasi kartel dengan adanya pasar bebas dalam MEA.
Syarkawi Rauf mengemukakan, sebelumnya Wapres telah berkomitmen untuk memperkuat kelembagaan KPPU. "Diharapkan Perpres baru tentang kelembagaan KPPU cepat keluar agar kami lebih fleksibel dalam menghadapi kasus persaingan usaha," katanya.