Thursday, 12 Jumadil Awwal 1446 / 14 November 2024

Thursday, 12 Jumadil Awwal 1446 / 14 November 2024

'Ada Upaya Sistematis Perusakan Budaya Indonesia Lewat Nilai-Nilai Asing'

Sabtu 20 Feb 2016 07:55 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah

Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah

Foto: Dokumen MPR

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Ketua fraksi PDIP di MPR RI Ahmad Basarah mengatakan, generasi muda Indonesia harus mewaspadai perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih dan modern. Di satu sisi hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang perkembangan informasi dunia, namun di sisi lain juga dapat meracuni dan merusak pikiran generasi muda bangsa Indonesia.

Menurutnya, kalau diteliti konten berita-berita dan informasi yang disebar melalui berbagai informasi baik yang disebarkan melalui perusahaan teknologi informasi dunia, maupun yang diupload oleh orang-orang maupun kelompok tertentu. Sangat banyak yang mengandung muatan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Saya mensinyalir ada upaya sistematis untuk menghancurkan bangsa Indonesia dengan cara memasukan nilai-nilai kebudayaan asing kepada generasi muda melalui teknologi informasi tersebut," kata Basarah, di Tangerang, Jumat (19/2) malam.

Hal inilah yang disebut sebagai perang modern. Ia menjelaskan, perang modern adalah perang yang tidak dapat dikenali namun dampaknya dapat dirasakan. Salah satu modusnya adalah melalui pembentukan tata nilai dunia yang bersifat universal atau transnasional, dengan basis paham individualisme dan liberalisme.

Di sisi lain, paham radikalisme agama juga turut mengambil bagian memprogandakan nilai-nilai radikalismenya. Kedua jenis ideologi transnasional sama-sama mempropagandakan nilai-nilai ideologinya tersebut melalui alat-alat teknologi komunikasi.

Bangsa Indonesia saat ini juga tengah menjadi obyek perang modern tersebut. Praktik perang modern itu dimulai dari upaya penghapusan memori kolektif bangsa akan sejarah dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

"Salah satunya adalah dengan melakukan propagada yang menjelek-jelekan nilai-nilai luhur warisan Pendiri Bangsa. Bahkan tidak jarang ditemukan propaganda yang menjelek-jelekan para pemimpin bangsa sendiri," ucap Basarah.

Propaganda seperti itu tujuannya agar generasi muda saat ini tidak perlu lagi mewarisi nilai-nilai luhur bangsa, dan tidak perlu menjadikan perjuangan para pahlawan bangsa

sebagai suritauladan generasi saat ini.

Setelah generasi muda bangsa melupakan nilai-nilai luhur bangsanya, sampai kehilangan rasa dan semangat nasionalismenya, lalu kelompok neoliberalisme dan radikalisme agama tersebut memasukan dan menggantikannya dengan doktrin-doktrin mereka sendiri.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler