REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta menilai permainan harga yang dilakukan kartel daging sehingga harga daging melonjak sangat merugikan rakyat Indonesia.
"Permainan kartel ini dampaknya telah merambah ke berbagai sektor. Pihak yang paling dirugikan adalah rakyat Indonesia," kata Oesman Sapta pada diskusi "Dialektika: Presiden dan Kartel Daging Sapi" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (9/6).
Menurut Oso, sapaan akrab Oesman Sapta, jika mencermati harga daging sapi di negara asal impor yakni Australia, 4 Dolar AS per kg dan bea masuk ke Indonesia sekitar 1 Dolar AS, maka harga daging sapi hanya sekitar Rp66.000.
Jika daging sapi dijual eceran kepada konsumen dengan harga mencapai Rp120 kg, maka para kartel mengambil keuntungan sangat besar.
"Harga daging sapi di Malaysia Rp60.000 per kg, kenapa harga daging sapi di Indonesia bisa mencapai Rp120 ribu/kg," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Oso mendesak Pemerintah maupun TNI dan Polri untuk dapat memberantas para kartel yang memainkan harga daging sapi.
Pemerintah, kata dia, harus berani memberantas para kartel agar permainan harga daging sapi selama Ramadhan dan menjelang Lebaran tidak terus berulang.
Pada kesempatan tersebut, Oesman juga memuji langkah Presiden Joko Widodo yang memerintahkan Badan Urusan Logistik (Bulog) menjual daging sapi impor dalam kondisi beku dengan harga Rp80.000 per kg.
"Pemerintah harus dapat menekan harga daging sapi agar tidak terlalu tinggi," katanya.