Sunday, 3 Rabiul Akhir 1446 / 06 October 2024

Sunday, 3 Rabiul Akhir 1446 / 06 October 2024

Mendikbud Jadi Dalang dalam Pagelaran Wayang Kulit di Bengkulu

Rabu 07 Sep 2016 01:11 WIB

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Hazliansyah

Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) memainkan tokoh Bethara Brahma didampingi Bupati Malang Rendra Kresna (kanan) sebagai Tumenggung Kanjuruhan dan Gubernur Jatim Soekarwo (kiri) sebagai Pendeta Lohgawe pada pementasan ketoprak dengan lakon Babad Singosari

Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) memainkan tokoh Bethara Brahma didampingi Bupati Malang Rendra Kresna (kanan) sebagai Tumenggung Kanjuruhan dan Gubernur Jatim Soekarwo (kiri) sebagai Pendeta Lohgawe pada pementasan ketoprak dengan lakon Babad Singosari

Foto: Antara/Arii Bowo Sucipto

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengambil peran sebagai dalang dalam pagelaran wayang kulit yang digelar di Kota Bengkulu, Selasa (6/9) malam. Muhadjir memainkan lakon Brotoseno Babat Alas.

Ia tampil sebagai dalang pembuka yang memainkan lakon tersebut. Sekitar 10 menit Muhadjir memainkan kesenian khas tanah Jawa itu. Kemudian, Dalang Ki Wiwin Nusantara yang melanjutkan pentas, memainkan sejumlah tokoh wayang.

Pagelaran wayang kulit di Bengkulu tersebut merupakan bagian dari program sosialisasi empat pilar kebangsaan MPR RI. Karenanya, sebelum pentas wayang digelar, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan sosialisasi mengenai pentingnya memahami Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Katanya Pancasila ini hampir punah. Mari kita buktikan, apa bunyi sila ke-empat Pancasila," kata Zulkifli, memancing reaksi dari ratusan penonton yang hadir.

Beberapa orang warga ada yang langsung menyahut, membacakan bunyi sila ke-empat dengan lengkap.

"Betul, permusyawaratan perwakilan. Tapi, kita lihat kondisi saat ini permusyawaratan makin menguat atau justru makin menurun?," kata dia.

Zulkifli kemudian menjelaskan konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengatakan, sebagai negara kesatuan, artinya semua rakyat memiliki hak yang sama di manapun ia berada.

"Misalnya, di sini ada orang Jawa kan? Boleh tidak orang Jawa ingin mencalonkan diri jadi gubernur di Bengkulu? Boleh!" kata politikus PAN tersebut.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler