REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, menghadiri dan didaulat membawakan opening speech dalam The Third International Conference- Thoughts on Human Sciences in Islam (IC-THuSI). Acara yang berlangsung Rabu (16/11) di gedung Nusantara V, Kompleks gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta ini dihadiri sekitar 100 orang peserta.
Konferensi internasional tersebut berbentuk rangkaian diskusi panel dengan tema sentral ‘Membincangkan Manusia sebagai Strategi Deradikalisasi Pemahaman Agama’. Beberapa pemateri yang hadir antara lain, Representatif Director of Al Mustafa International University of Indonesia, Prof. Seyyed Mofid Hoseini Kouhsari, Prof. Amin Abdullah, Prof. Rahimpour Hassan.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua MPR mengatakan sesuai konteks tema yakni membincangkan manusia, di Indonesia juga sedang berupaya sangat keras melakukan pembangunan karakter bangsa seluruh rakyat Indonesia.
“Di tengah-tengah pengaruh global yang tak terbendung, tentu banyak juga dampak negatifnya. Pembangunan karakter bangsa antara lain membangun etika bermasyarakat adalah hal penting untuk membendung dampak negatif tersebut,” katanya.
Diutarakan Zulkifli Hasan, untuk membangun karakter bangsa maka pendidikan karakter harus masuk dalam kurikulum pendidikan nasional. “Alhamdulillah, sekarang ada perguruan tinggi yang akan membuka bidang studi Pancasila,” ungkapnya.
Seminar internasional itu sendiri adalah konferensi ketiga yang dilaksanakan secara intensif oleh lembaga IC-THUSI untuk menjembatani arah dan visi dari perkembangan setiap disiplin ilmu untuk kesejahteraan umat manusia. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ketua IC-THuSI, Dr. Husein Hariyanto, bahwa dunia ini telah begitu banyak menelan skeptisisme, nihilisme, depresi, alienasi dan diskriminasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ilmu-ilmu yang dikembangkan telah gagal memenuhi hasrat manusia terutama tentang bagaimana mencapai kebahagiaan.