REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengamalan empat pilar dalam kehidupan sehari-hari dipercaya dapat menangkal kebencian yang makin banyak disebarkan. Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, banyaknya fitnah yang beredar melalui media sosial saat ini merupakan tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diselesaikan.
Keempat pilar itu yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
"Medsos tak terbendung lagi sekarang, penuh dengan hoax, fitnah, mengadu domba orang. Dengan mengamalkan empat pilar MPR, saya percaya rakyat Indonesia punya nurani, tenggang rasa dan rasa kekeluargaan," kata Mahyudin saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Universitas Islam Negeri Sumut, Medan, Jumat (21/4).
Mahyudin mengatakan, fitnah dan adu domba bukanlah kebudayaan Indonesia. Dia berharap generasi muda Indonesia, termasuk mahasiswa dapat berperan menangkal penyebaran nilai-nilai kebencian di masyarakat. Mahasiswa diharap dapat menjadi pelopor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Mahasiswa harus tetap kritis. Tapi yang penting belajar dengan baik karena negara ini butuh pemimpin yang lebih baik di masa akan datang. Kritis membangun bangsa jadi lebih baik," ujar dia.
Selain membendung fitnah dan adu domba, pengamalan nilai empat pilar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme. Menurut Mahyudin, paham tersebut tidak pernah pudar dari bangsa Indonesia. Namun, dengan adanya empat pilar MPR RI, paham tersebut dapat ditangkal.
"Dari dulu selalu ada yang ingin mengubah ideologi bangsa kita. Terus seperti itu sampai sekarang. Mudah-mudahan tidak terjadi. Dengan mengamalkan empat pilar MPR, kita akan menjauhkan diri dari kebencian," kata Mahyudin.