REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima lembaga yakni Komisi Kepemudaan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Jaringan GUSDURian, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Biro Pemuda dan Remaja Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Dewan Pengurus Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (DPN PERADAH) menggelar Temu Kebangsaan Orang Muda ke II pada Jumat hingga Ahad (28-30/4) di Jakarta dan Bogor.
Hadir sebagai keynote speech dalam acara Pembukaan Temu Kebangsaan adalah Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin dengan narasumber Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah dan penulis buku Negara Paripurna, Yudi Latif. Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah dalam paparannya mengatakan saat ini kaum muda menghadapi tantangan yang kompleks dari masa-masa sebelumnya. Indonesia sedang menjadi eksperimen ideologi transnasional.
"Di satu sisi, ada bahaya radikalisme agama yang kerap menawarkan kekerasan. Sementara disisi yang lain, ada bahaya liberalisme/individualisme yang menawarkan kebebasan tanpa batas," ujar Basarah.
Ketua Fraksi PDIP MPR RI melanjutkan ideologi transnasional tersebut sama-sama memakai alat teknologi komunikasi dan informasi sebagai media propaganda. Sehingga menurut dia, sebagai agen perubahan, kaum muda tidak boleh diam.
"Kaum muda harus segera sadar diri, menjadikan serta ikut mengkampanyekan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng dari ancaman radikalisme agama juga ancaman liberalisme/individualisme. Juga tak kalah penting," ujar Basarah.
Kepada organisasi pemuda, ia menegaskan perlunya menjalin kerjasama dengan partai politik. Karena partai politiklah yang menentukan kebijakan negara. "Sehingga kita harus terus mengingatkan peran dan tanggungjawab kebangsaan partai politik," ucap dia menerangkan.
Sementara itu, Yudi Latif dalam paparannya mengatakan hanya Pancasila yang mampu menyatukan kepingan-kepingan yang terserak menjadi kekuatan bersama demi tegaknya NKRI. Temu kebangsaan kaum muda ini dirancang untuk membangun perspektif bersama atas berbagai masalah bangsa sekaligus menyusun rumusan kerja kolektif diantara kaum muda penggerak perubahan.