REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) secara resmi melaunching Gerakan Sejuta Mubaligh Bela Negara yang pencanangannya dilakukan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara V MPR-RI Jakarta, Selasa (2/5) kemarin. Deklarasi gerakan ini dihadiri 600 Muballigh dari perwakilan seluruh Indonesia yang merupakan fungsionaris dari Bakomobin, para pimpinan pondok pesantren, pimpinan majelis taklim dan para mubaligh dari seluruh Indonesia.
Ketua Umum DPP Bakomobin, Deddy Ismatullah menyatakan bahwa Bakomubin dalam waktu dekat akan langsung menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Gerakan Muballigh Bela Negara di seluruh Indonesia. Kegiatan itu akan dilaksanakan di Jawa barat dengan peserta sebanyak 1.000 Muballigh.
Organisasi yang berdiri tahun 1996 sangat serius merealisasikan program Muballigh Bela Negara. Pasalnya, menurut dia, muballigh Bakomobin memilki tiga karakter yaitu melakukan taushiyah keummatan untuk meluruskan pemikiran umat. Kedua, melakukan taushiyah kebangsaan dengan menyampaikan pemikiran keagamaan kepada eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ketiga, yaitu pengembangan ekonomi syariah.
"Tiga karakter tersebut wujud kecintaan para muballigh terhadap NKRI," ujar Deddy yang juga merupakan guru besar hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung tersebut dalam siaran persnya, Rabu (3/5).
Sementara, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa dukungan para ulama untuk mensosialisasikan empat pilar MPR sangat penting. Sebab, para muballigh memiliki peran sangat strategis di tengah umat dalam memajukan bangsa. Bahkan, menurut dia, bekerjasama dengan para ulama merupakan cara paling efekif menyosialisasikan nilai-nilai luhur keindonesiaan.
"Para ulama kan ceramah di mana-mana, pengajian di mana-mana membina umat dan masyarakat agar terus menjadi umat terbaik dan sekaligus menyampaikan penjelasan mengenai rmpat pilar kebangsaan yang menjadi pemersatu bangsa," katanya.
Zukkifki mendukung penuh program Bakomubin tersebut untuk mengambil bagian dalam mensosialisasikan empat pilar kebangsaan. "Apa itu Pancasila, apa itu UUD, apa itu NKRI, apa itu Bhineka Tunggal Ika, diharapkan para da'i bisa menjelaskan dalam ceramah-ceramahnya bisa menyampaikan pada masyarakat luas," ujar dia.