Thursday, 3 Jumadil Akhir 1446 / 05 December 2024

Thursday, 3 Jumadil Akhir 1446 / 05 December 2024

Ketua MPR: Saat Kita Terpecah SDA akan Dikuasai Asing

Ahad 09 Jul 2017 21:52 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menghadiri Silaturrahmi Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darussalam di Natar Lampung Selatan, Ahad (9/7).

Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menghadiri Silaturrahmi Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darussalam di Natar Lampung Selatan, Ahad (9/7).

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, NATAR -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan kembali menyampaikan pentingnya menjaga persatuan umat Islam. Menurutnya, perpecahan umat justru dimanfaatkan asing untuk menguasai sumber daya Alam (SDA) Indonesia.

"Ketika umat Islam ribut sendiri untuk masalah yang sebenarnya tidak prinsip, tiba-tiba kita baru sadar kehilangan sumber daya alam," ujar Zulkifli Hasan saat menghadiri Silaturrahmi Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Darussalam di Natar Lampung Selatan, Ahad (9/7). Ia juga berharap pondok pesantren berperan untuk mempersatukan umat Islam.

Menurutnya sejarah telah membuktikan pondok pesantren ikut berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah. Sekarang menurut Zulkifli, waktunya berjuang dengan mempersatukan umat.

Disampaikan Zulkifli Hasan, sudah bukan waktunya lagi ribut dan berdebat soal qunut atau tidak qunut, lihat bulan atau hitung, celana cingkrang atau tidak dan sebagainya. "Kita seharusnya sudah bicara bagaimana agar pendidikan Islam bisa maju. Atau bagaimana umat Islam bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jangan mundur ke belakang," ujar Zulkifli melalui siaran persnya.

Kepada pengelola dan pengajar Pondok Pesantren Darussalam, Zulkifli Hasan berpesan untuk terus berbenah meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Ia berharap dari Pesantren Darussalam dapat lahir para calon pemimpin bangsa yang tak hanya menguasai ilmu agama tapi juga pengetahuan dan teknologi.

"Siapapun walaupun dari desa, bisa jadi apapun asal mau kerja keras," katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler