REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengingatkan pentingnya memahami ajaran agama secara benar dan utuh. Hal ini menurutnya tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini
"Sekarang kita menghadapi tantangan yang belum selesai-selesai. Pertama makin lemahnya pemahaman agama dan pengkhayatan agama," ujar Mahyudin di sela-sela Sosialiasi Empat Pilar MPR di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Balikpapan (STITBA), Kalimantan Timur pada Jumat (25/8).
Karenanya, di hadapan ratusan mahasiswa jurusan keguruan tersebut, Mahyudin berpesan agar para mahasiswa memahami ajaran agama secara utuh dan benar. Ia menekankan, ajaran Islam selalu mengajarkan perdamaian, bukan justru menaruh kebencian.
"Bukan malah pengajaran radikalisme dan jihad. Agama Islam itu tujuannya membawa kedamaian," katanya.
Selain itu kata dia, perlu juga disertai pemahaman dan pengkhayatan nilai-nilai Pancasila yang didalamnya juga mencakup berbagai bidang kehidupan termasuk ajaran keagamaan.
"Makanya saya tertarik, sosialisasi di STITBA ini karena ini karena calon guru-guru semua. Guru agama perlu memahami dengan baik juga semangat Pancasila itu agar bisa menularkan ke murid-muridnya tentunya," ujar Mahyudin dalam pernyataan tertulis.
Ia juga mengungkap alasan MPR yang gencar menyosialisasikan empat pilar diantaranya Pancasila sebagai dasar negara, UUD NRI 1945, Negata Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika. Selain karena perintah Undang-undang Nomoe 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, MPR juga berkepentingan membumikan nilai-nilai Pancasila di benak setiap bangsa.
"Karena Indonesia tanpa Pancasila, Indonesia bubar karena itu sudah jauh-jauh hari Pancasila itu alat perekat bangsa," katanya.
Politikus asal Partai Golkar itu pun meyakini dengan memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga bisa membuat sejumlah persoalan bangsa terpecahkan.