REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin, melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan pelajar SMAN 5 Balikpapan, Kalimantan Timur. Di depan para peserta pelajar, Mahyudin mengatakan bahwa dia bersemangat melakukan kegiatan pemahaman nilai-nilai luhur bangsa kepada pelajar SMA sebagai generasi penerus bangsa.
Menurut dia. memberikan pemahaman kepada pelajar SMA sangat efektif sebab jika para pelajar memahami betul nilai-nilai luhur bangsa, maka mereka akan bijak apabila kelak menjadi pejabat publik. "Jika sejak remaja dididik dengan pemahaman nilai-nilai luhur bangsa yang kuat, maka kita tidak akan khawatir lagi dengan keadaan bangsa kita ke depan sebab generasi muda yang dididik nilai luhur bangsa pasti sebagiannya akan menduduki posisi-posisi penting di negeri ini," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (26/8).
Mahyudin mengatakan saat ini banyak sekali masalah yang merundung bangsa ini, diantaranya yang sangat mengkhawatirkan adalah makin maraknya korupsi, narkoba, dan terorisme. Dengan terbentuknya karakter bangsa yang baik dan tertanam kuat di sanubari generasi muda bangsa, maka kata dia, setidaknya bangsa memiliki harapan akan muncul pemimpin-pemimpin negeri ini yang mampu menjadikan republik ini jauh lebih baik. Mahyudin juga mengingatkan dan sangat berharap agar para pelajar terus mempelajari nilai-nilai luhur dan seputar ketatanegaraan Indonesia, antara lain simbol dan lambang negara.
Di akhir sesi, dia memberikan tantangan kuis menarik soal ketatanegaraan bangsa. Kuis dadakan ini kerap dilakukannya setiap melakukan sosalisasi kepada generasi muda, baik pelajar atau mahasiswa. Pertanyaan yang diberikan lebih bersifat pertanyaan kejutan. Tidak ada perencanaan sama sekali sebelumnya.
Dengan adanya unsur kejutan tidak ada perencanaan ini, Mahyudin berharap para pelajar mampu menjawab di luar kepala. Beberapa pertanyaan ternyata dijawab dengan lugas. Bahkan bunyi lengkap Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dijawab dengan sangat lancar. Mahyudin sangat lega dari beberapa pertanyaan yang disampaikannya, semua dijawab lancar oleh pelajar. "Ini menunjukkan para pelajar kita masih peduli untuk mempelajari soal ketatanegaraan Indonesia. Itu sangat baik dan untuk para guru atau pendidik agar potensi ini diolah dan diasah secara lebih terarah lagi," ujarnya.