REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota MPR dari Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli meminta generasi muda Indonesia untuk peduli pada politik. Hal tersebut agar mereka tak salah pilih pemimpin saat pemilihan umum berlangsung.
“Generasi milineal jangan cuek terhadap politik,” ujar Melani di hadapan ratusan pelajar SMAN 28, Jakarta, seperti dalam siaran persnya.
Hal demikian disampaikan Melani Leimena, saat Sosialisasi Empat Pilar di Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR, Kamis (19/4) lalu. Lebih lanjut dikatakan Melani, generasi milineal perlu paham politik sebab generasi yang lahir di tahun 1990 itu jumlahnya hampir mencapai 50 persen sebagai pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Melani Leimena menekankan generasi muda tak boleh cuek dalam masalah politik agar mereka tak salah pilih ketika Pemilu. “Kalian harus peduli politik,” ungkapnya.
Untuk belajar politik, tidak harus datang ke gedung parlemen. Dengan banyak membaca dan melihat televisi, itu sudah bagian dari belajar politik. Meski banyak membaca, namun disarankan jangan menyimak hal-hal yang berbau hoaks.
Wakil Ketua MPR Periode 2009-2014 itu membantah kalau politik itu kotor. Politik, menurut Melani Leimena, sangat diperlukan untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Kalau politikus yang bersikap demikian mungkin iya, tapi politik itu tak kotor,” paparnya.
Kedatangan para pelajar ke komplek parlemen diharapkan menambah pengetahuan mengenai politik. Menurutnya, bisa jadi di antara pelajar kelak akan menjadi wakil rakyat atau bahkan menjadi Ketua MPR atau DPR.
Ia membandingkan dengan aktivis muda di Hongkong saat terjadi gejolak politik di sana. Gerakan demonstrasi dipimpin oleh anak-anak muda sehingga ketika mereka menjadi anggota parlemen, usianya masih 23 tahun.
Untuk itu dirinya berharap agar anak-anak muda pintar bergaul. “Bukalah akses kalian seluas-luasnya agar dikenal orang,” paparnya.
Sekarang yang diperlukan adalah memperbanyak jaringan. Ia berharap para pelajar ini bisa berguna bagi bangsa dan negara.
Melani Leimena dalam kesempatan tersebut juga mengungkapkan bangsa ini memerlukan banyak kaum perempuan terjun dalam dunia politik. Dengan banyaknya perempuan menjadi anggota MPR dan DPR maka banyak hal yang akan diperjuangkan kaum wanita, mulai dari kebijakan hingga soal anggaran yang pro kepada perempuan.
Dalam sosialisasi tersebut, Melani Leimena didampingi oleh Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah. Dalam pemaparan, Siti Fauziah menjelaskan gedung-gedung yang ada di komplek parlemen. Disebutkan ada Gedung Nusantara, Nusantara I, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Dijelaskan Gedung Nusantara yang berkubah hijau, dibangun pada tahun 1965 di masa Presiden Soekarno dan selanjutnya diteruskan oleh Presiden Soeharto. Di gedung yang akrab disebut gedung kura-kura itulah biasa digunakan untuk melantik presiden dan wakil presiden.
Dipaparkan, di halaman utama, depan Gedung Nusantara terdapat element elektrik sebuah monument yang terdiri dari tiga bentuk bangunan seni yang saling berhimpit. “Element elektrik menyimbolkan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang,” ujar Siti Fauziah.
Dalam kesempatan tersebut, perempuan yang akrab dipanggil Bu Titik itu menjelaskan pimpinan-pimpinan MPR. “Pimpinan MPR sekarang ada delapan orang. Ketua MPR Pak Zulkifli Hasan dulunya adalah Menteri Kehutanan,” tambahnya.
Di hadapan ratusan peserta sosialisasi, Siti Fauziah pun menerangkan hal-hal yang terkait dengan tugas dan kewenangan MPR. Salah satu tugas MPR, menurutnya, adalah melakukan Sosialisasi Empat Pilar.
Tak lupa dalam kesempatan tersebut, dirinya menyemangati para pelajar dengan mengatakan, beberapa tahun yang akan datang, mungkin di antara mereka ada yang menjadi anggota parlemen.