REPUBLIKA.CO.ID,INDRAGIRI HILIR -- Pertunjukan wayang kulit yang digelar di Desa Keritang, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada 21 April 2018, itu disebut oleh anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar, Idris Laena, sebagai salah satu metode untuk menyosialisasikan Empat Pilar.
Menurut Idris, sosialisasi Empat Pilar dilakukan lewat beragam cara dan metode. "Pagelaran wayang kulit ini merupakan sarana sosialisasi lewat seni dan budaya," ujar pria yang juga sebagai Ketua Badan Anggaran MPR itu.
Di hadapan ratusan penggemar wayang kulit di Kecamatan Kemuning, Idris mengungkapkan acara itu digelar di Desa Keritang, wilayah yang terbilang pelosok, karena penduduk Indonesia di manapun tempatnya sekarang beragam, terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama. "Kita bersyukur dari Sabang hingga Merauke, keutuhan bangsa bisa kita jaga tanpa mengalami gesekan yang berarti," ujarnya.
Lebih lanjut dalam sambutan sosialisasi, Idris menyatakan betapa pentingnya sebagai warga negara kita meningkatkan nilai nilai kebangsaan. "Kita memiliki Pancasila, UUD Negara Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, " ujarnya. "Dari Empat Pilar itulah kita berbeda-beda tapi tetap satu," tambahnya.
Dalam pagelaran wayang kulit dengan lakon Noro Yono Widi Sudho itu, Kepala Biro Humas Setjen MPR RI, Siti Fauziah, menyebut acara itu diselenggarakan sebagai salah satu upaya melestarikan kebudayaan daerah. "Dalam pertunjukan kita sisipkan nilai-nilai Empat Pilar," paparnya.
Saat pertunjukan, menurut Siti Fauziah, dalang akan menyampaikan pesan-pesan Empat Pilar dengan bahasa yang mudah dihayati. "Selanjutnya kita harapkan pesan yang disampaikan diamalkan dalam kehidupan keseharian," harap perempuan yang akrab dipanggil Bu Titik itu.
Sebelum pertunjukan dimulai, Idris secara simbolik menyerah wayang kepada Ki Dalang Sabdo Joko Purwanto.