REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin menyayangkan mundurnya Yudi Latif sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia menilai, Yudi Latif adalah orang yang pas untuk memasyarakatkan Pancasila di tengah generasi mileneal sekarang ini.
"Yudi adalah orang muda sehingga acceptable di tengah masyarakat yang kekinian, generasi now," kata Mahyudin usai sosialisasi Empat Pilar MPR di Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Sangatta, Kalimantan Timur, Jumat (8/6).
Mahyudin mengaku tidak mengetahui secara persis penyebab Yudi Latif mundur dari BPIP. "Dulu diangkat sebagai Kepala UKP-PIP, Yudi Latif adalah figur yang tepat. Ketika UKP-PIP berubah menjadi badan, dengan pengarah Megawati Soekarnoputri, saya tidak tahu apa yang terjadi sehingga Yudi Latif mengundurkan diri," katanya.
Wakil Ketua MPR Mahyudin
Mahyudin juga menginginkan Yudi Latif memberi penjelasan mengapa mundur. "Kalau sebabnya karena tekanan dari masyarakat, saya kira harus dijelaskan duduk perkaranya. Jangan kita menyerah. Memang Pancasila, dari dulu mendapat rongrongan, sejak Indonesia merdeka sampai puncaknya peristiwa 1965. Di era sekarang, bisa saja orang yang anti-Pancasila bermetamorfosis dan berganti gaya yang ingin Pancasila tidak kuat di negara kita. Tapi kita harus lawan karena Pancasila adalah ideologi negara," paparnya.
Ia berharap pemerintah tidak menutup mata dan telinga terhadap kritikan masyarakat dalam era keterbukaan ini. Kalau memang ada yang tidak cocok misalnya terkait dengan gaji di BPIP, perlu kajian dan penyesuaian. "Saya tidak setuju karena masalah gaji program BPIP tidak jalan. Semua harus dibicarakan dengan baik-baik," tambahnya.
Meski mundur dari BPIP, Mahyudin berharap Yudi Latif tetap membantu pemerintah untuk memantapkan dan memasyarakatkan ideologi Pancasila.