Monday, 30 Jumadil Awwal 1446 / 02 December 2024

Monday, 30 Jumadil Awwal 1446 / 02 December 2024

Bertemu HNW, Dubes Sudan Harap Bisa Belajar dari Indonesia

Selasa 27 Nov 2018 16:35 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bertemu dengan Dubes Sudan.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bertemu dengan Dubes Sudan.

Foto: MPR
Perjalanan demokrasi di Indonesia menurut Sudan sangat menginspirasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Sudan untuk Indonesia Elsiddieg Abdulaziz Abdalla didampingi Wakil Dubes Osama Mohammad Yassen Yagoub mengungkapkan rasa takjub serta apresiasinya dengan berbagai kemajuan yang dialami Indonesia. Terutama dunia demokrasi di Indonesia yang luar biasa.

Elsiddieg mengatakan bahwa perjalanan demokrasi di Indonesia sangat menginspirasi dan berharap agar pemerintah dan pelaku-pelaku demokrasi di Sudan termasuk Parlemen Sudan belajar banyak dari Indonesia. Elsiddieg juga menekankan, di zaman di mana demokrasi memang amat sangat dipentingkan menjadi sangat relevan jika hubungan antarnegara dijalin, dibina dan dikembangkan serta dikuatkan.

Banyak hal, lanjut Elsiddieg yang bisa dipelajari di Indonesia terkait bagaimana proses demokrasi dikelola, hubungan antar warga dikelola, hubungan antar-agama dikelola, bagaimana menghadirkan negara yang aman dan damai sehingga bisa menghadirkan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Sudan juga diharapkan belajar dari Indonesia dibidang perekonomian, dan investasi. Intinya, kedua negara bisa saling belajar dan saling mengambil manfaat yang baik untuk masing-masing negara.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW), usai bertemu dan berbincang dengan Dubes Sudan, di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).

“Saya sampaikan juga kepada beliau, apresiasi saya jika Sudan menganggap Indonesia baik dalam berdemokrasi dan sangat mendukung hubungan kerja sama antara Indonesia dan Sudan. Kepada beliau saya katakan bahwa Indonesia memang memiliki pengalaman yang bagus dan matang dalam kerjasama antara parlemen-parlemen dunia dengan membahas berbagai agenda dan permasalahan dunia yang sangat penting seperti menghadirkan kepedulian terhadap masalah Palestina, penolakan LGBT dan lainnya,” terangnya seperti dalam siaran pers.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler