Umrah Ramadhan, Berburu Pahala yang Berlipat

Rep: mohammad akbar/ Red: Damanhuri Zuhri

Senin 15 Jul 2013 20:13 WIB

Baitullah di musim umrah Foto: Amantour Baitullah di musim umrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak dapat ditampik, ketika Ramadhan tiba, di situlah salah satu puncak dari musim umrah setiap tahun. Tanah Suci dibanjiri umat Islam yang datang dari berbagai sudut bumi.

Semuanya tertuju untuk mencari berkah di bulan penuh rahmat ini. “Karena, di sinilah salah satu keutamaan umrah,” kata Ahmad Yani, penulis buku-buku Islam.

Mengenai penyebab membanjirnya jamaah yang datang ke Tanah Suci, Yani menyitir hadis Imam Bukhari Muslim. Hadis tersebut berbunyi, “Barangsiapa yang umrah bersamaku (Nabi Muhammad SAW) di bulan Ramadhan maka nilainya sama dengan pergi haji bersamaku.

“Inilah yang membuat begitu banyak orang tertuju untuk pergi umrah di masa Ramadhan,” kata aktivis Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.

Meski sudah pergi umrah pada Ramadhan pahalanya menyamai haji, hal itu tidak bisa menggugurkan kewajiban haji bagi orang yang wajib melakukannya.

“Ini perlu juga diingat. Jangan karena sudah pergi umrah di masa Ramadhan, kemudian mereka merasa tak perlu lagi untuk pergi haji. Itu pandangan yang keliru bagi orang-orang yang mampu,” kata Yani.

Alasan lainnya, mengapa umrah pada Ramadhan begitu besar antusiasmenya, Yani menjelaskan, karena besarnya amalan yang diganjar saat Ramadhan. Setiap amalan akan dilipatgandakan pahalanya.

Amalan yang bernilai sunah apabila dilaksanakan pada masa Ramadhan maka pahala yang diperolehnya senilai dengan amalan fardhu.

“Sedangkan, amalan fardhu apabila dilaksanakan pada Ramadhan maka pahala yang diperoleh 70 kali lipat lebih besar dibandingkan apabila dilaksanakan pada hari di luar Ramadhan,” ujarnya.

Selain itu, Muhammad Wahyu dari Ramada Sari Travel mengatakan, pada musim Ramadhan ini setidaknya umrah ke Tanah Suci dikelompokkan dalam tiga sesi. Pada awal Ramadhan, pertengahan, dan akhir.

“Biasanya permintaan jamaah akan semakin meningkat pada saat akhir Ramadhan. Umumnya, mereka mengejar Lailatul Qadar dan program i’tikaf di Masjidil Haram,” katanya.

Seperti diketahui, pada Lailatul Qadar ibadah setiap Muslim akan dibalas dengan nilai lebih dari dari seribu bulan. Adanya balasan pahala yang berlipat-lipat itu ternyata membuat pengelola travel haji dan umrah cukup kewalahan. Apalagi, saat adanya pembatasan kuota umrah yang diberlakukan oleh Pemerintah Arab Saudi belum lama ini.

“Permintaan (untuk pergi umrah) di masa Ramadhan ini memang begitu besar, tapi kami tak bisa memenuhinya karena adanya keterbatasan kouta yang diberikan Pemerintah Arab Saudi,” kata Muhammad Hasan, Direktur Utama Gaido Travel.

Setali tiga uang, Pimpinan Ponpes Wisata Hati Ustaz Yusuf Mansur menegaskan permintaan pada Ramadhan ini memang begitu besar jumlahnya.

Itu karena umrah Ramadhan memang sangat istimewa. “Pada masa Ramadhan inilah setiap amalan bakal dilipatgandakan. Ramadhan juga menjadi kesempatan untuk memohon ampun atas segala dosa. Karena itu, sangat dianjurkan bagi mereka yang mampu untuk menunaikan umrah Ramadhan,” katanya.

Ia menjelaskan, keutamaan dari umrah Ramadhan ini karena adanya balasan pahala dari Allah SWT yang begitu luar biasa. Ia melanjutkan, shalat di Masjid Nabawi itu sama dengan shalat 100 ribu rakaat.

“Nah, di bulan Ramadhan, pahala ibadah itu oleh Allah dilipatgandakan. Bayangkan, 100 ribu dikalikan berkali-kali lipat, hasilnya tentu tak terhingga,” ujarnya.

Terpopuler