Rabu 17 Jul 2013 10:03 WIB

OECD: 2014, Angka Pengangguran Didominasi Kaum Muda

Pengangguran produktif mencari lowongan pekerjaan
Foto: LPPBI-BUSINESS SCHOOL 1982
Pengangguran produktif mencari lowongan pekerjaan

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam laporan tahunannya mengenai 'Prospek Pekerjaan OECD' memproyeksikan lebih dari 48 juta orang di 34 negara anggota OECD akan kehilangan pekerjaan hingga akhir 2014. Angka pengangguran tersebut terutama didominasi oleh kaum muda atau usia produktif.

Laporan yang dirilis OECD di Paris pada Selasa (16/7) tersebut juga mengungkapkan bahwa orang-orang merasa tidak aman, kontrak jangka pendek, terutama kaum muda dan yang berketerampilan rendah, sering menjadi yang pertama kehilangan pekerjaan ketika krisis datang. OECD memperkirakan pengangguran bagi kaum muda akan mencapai rekor tertinggi, dengan tingkat melebihi 60 persen di Yunani, 52 persen di Afrika Selatan, 55 persen di Spanyol dan sekitar 40 persen di Italia dan Portugal.

Sebaliknya, tingkat kerja bagi pekerja yang lebih tua berubah moderat. "Membawa kembali skema pensiun dini atau relaksasi aturan untuk tunjangan cacat atau pengangguran bagi pekerja yang lebih tua akan menjadi sebuah kesalahan mahal," kata OECD.

Lembaga riset ekonomi yang berbasis di Paris ini menyarankan para pembuat kebijakan di negara-negara OECD untuk berbuat lebih banyak guna membantu kaum muda "melawan momok pengangguran." Ia mendesak pemerintah untuk menggabungkan kebijakan makroekonomi dan reformasi struktural guna memperkuat pertumbuhan dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja, untuk mendorong pasar kerja yang lebih inklusif dan alokasi sumber daya yang lebih baik guna meningkatkan kinerja produktivitas.

OECD menambahkan bahwa sumber daya yang memadai harus ditujukan untuk kebijakan pasar tenaga kerja aktif, seperti membantu dengan mencari pekerjaan dan pelatihan, dan memastikan bahwa ini didanai secara cukup. "Pengeluaran per pencari kerja telah jatuh tajam sejak krisis, dengan rata-rata hampir 20 persen di OECD, ketika tekanan terhadap anggaran publik telah meningkat," kata OECD.

sumber : Antara/Xinhua
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement